about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Saturday, February 05, 2005

Prokastinator dan Deadline

Catatan kepala (bukan kaki):
teman2, mudah2an di titik ini kalian sudah terbiasa untuk gak masukin ke ati apa2 yang gue tulis. Ada bagian2 tulisan gue di mana gue serius, ada juga yang becanda, kalian masing2 silahkan menyaring sendiri. Terutama pada saat gue lagi stress, harap kalian lebih berhati2. Bukankah ada peribahasa Jepang yang bilang, "if you believe everything you read, better not read"
.



Prokastinator, adalah sebutan bagi orang2 yang suka menunda2 pekerjaan. Motto mereka adalah "tundalah apa yang bisa kamu tunda", atau "mengapa kamu kerjakan sekarang hal-hal yang bisa kamu kerjakan besok?" atau "kalau sesuatu itu bisa ditunda, kenapa harus tidak ditunda?" atau semacamnya. Contoh orang prokastinator? hehe... gue... but i'm not alone, setelah gue pikir2 malah gue gak kenal SATU ORANG PUN yang tidak suka menunda2. Ya ada sih temen-temennya temen-temennya temen-temen gue (kalau di friendster, ini adalah third degree friends bagi gue, dan bagi kalian: you are not closely connected to those persons hehe), tapi orang2 itu jelas perkecualian dan gak pernah gue temui face to face jadi gue gak punya kesempatan untuk bertanya langsung apa yang ada di hati mereka (sahhhh).



Itulah salah satu gunanya deadline kali yeee. Untuk mengendalikan para prokastinator. Tanpa deadline mungkin gak ada yang beres pekerjaan di dunia ini. Ada deadline pun kadang dimundurin gara2 belum selesai juga. Tapi umumnya, deadline itulah pemicu para prokastinator untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Apakah kalimat2 di bawah ini akrab di telinga kalian?
"Gue gak tidur kemarin gara2 ngerjain makalah bete itu."
"Kapan sih deadline-nya? Ah.. masih lama.. ntar deh, gue masih harus ngerjain yang lain"
"Aduh pusing gue besok ujian 400 halaman bahannya belum ada yang gue sentuh"


Wahwahwah... geleng2 kepala deh gue... takjub...
...itu gue banget...





Jadi, apakah deadline adalah jawaban bagi para prokastinator? oh, jangan keburu seneng dulu... karena gue bakal lantang menjawab, "tentu tidak! kan saya beri combantrine!" (sumpah basi, bagi ABG2 yang baca ini, mungkin kalian gak ngerti ya, ini iklan jaman baheula, jamannya your mother should know, hmmm gue jadi merasa tua nih, tapi itu adalah topik bahasan lain lagi).

Nah, gue berani bilang di sini, bahwa orang2 itu menjadi prokastinator BUKAN karena mereka gak punya deadline. (Ya iyalah, kalau mereka gak punya deadline malah mungkin pekerjaan itu gak bakal selesai deh). Mereka punya deadline, tapi selalu nunggu sampai batas2 akhir deadline mereka sebelum tergerak untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Bahkan ada penelitian yang menyimpulkan bahwa 80% pekerjaan diselesaikan dalam 20% waktu terakhir sebelum deadline!

Jika memang demikian adanya, lalu tantangannya adalah, bagaimana kita menetapkan deadline sehingga efektif. Jika memang waktu yang produktif cuma sesingkat itu,

maka

gue sarankan, bagi kalian pembaca2 yang notabene adalah pemimpin2 yang harus memberi deadline untuk anak buah, bagi kalian dosen2 yang harus kasih deadline buat mahasiswa2, bagi kalian para wiraswastawan/wati atau mahasiswa/i atau pekerja2 yang harus kasih deadline untuk diri sendiri, tetapkanlah waktu yang kalian pikir kalian butuhkan untuk mengerjakan tugas tertentu, lalu potong hingga 80%, NAH itulah waktu yang benar2 efektif. Itulah deadline kalian. BWAHAHAHAHA. Ingat, orang toh hanya bekerja pada 20% waktu terakhir, jadi untuk apa kalian beri waktu 100%? Untuk berleha2??? Weleh...






Berikut adalah hasil wawancara seseorang yang penasaran terhadap seorang prokastinator:
Q: adalah gue, sebagai pewawancara, berbekal beberapa pertanyaan yang butuh dijawab.
P: adalah salah satu prokastinator di dunia ini, yaitu gue juga.

Wawancara berlangsung di dalam kepala gue, pada suatu hari, tidak lama berselang, ketika gue merasa 24 jam per hari adalah kurang.

Q: Selamat siang pemirsa di mana pun Anda berada, bersama saya telah hadir Nona Prokastinatorin yang akan mengungkapkan isi hatinya kepada dunia. Terima kasih Anda telah bergabung bersama kami dan bincang2 akan kita mulai setelah pariwara berikut ini.
microphone off, jinggel iklan, 15 detik, microphone on kembali

Q: Nona Prokastinatorin, kenapa Anda suka menunda2 pekerjaan? Toh suatu saat harus juga dikerjakan?
P: ya gitu deee, emang susah sih ngejelasinnya. jadi begini (pasang tampang gossip), sebenernya gue tuh agak2 "terpaksa" gitu menunda2 pekerjaan. Awalnya gue cuma nunda satu hal gara2 males, lalu pekerjaan2 baru datang terus dan gara2 SATU TUGAS AWAL yang gue tunda dan harus segera diselesaikan, jadi tugas2 belakangan juga terunda2, dan mundur2, dan demikian seterusnya. Ngerti gak sih? Dan selain karena "terpaksa" juga karena "terpikat" (ini judul2 sinetron, red.). Enak gila, nunda2 itu, gak pernah ya loe? Tak kenal maka tak sayang...

Q: Jadi bagi Anda, menjadi seorang prokastinator bukan merupakan pilihan? Melainkan jalan hidup?
P: Itu pilihanlah say, bukankah hidup ini adalah pilihan? Dan panggung sandiwara? Cuma masalahnya, pertanyaannya tepatnya adalah, kenapa sampai ada orang yang milih untuk menunda? Well, ada orang yang cukup disiplin untuk menepati jadwal kerja dan ada juga orang2 yang bermasalah mengenai itu. Ada orang2 yang pakai kacamata kuda dan ada orang2 yang mudah nyangkut2 gak penting selama perjalanan. Ini masalah pengendalian diri, intinya. Bagaimana menetapkan fokus dan konsisten dengan fokus kita.

Q: Adakah suka duka perjalanan Anda sebagai prokastinator yang ingin Anda bagi kepada para pemirsa di rumah?
P: Dukanya banyak lah... gak usah gue jabarkan. Begadang2 gila menjelang deadline, sakit, kurang istirahat, mata sembab, deg2an, panik, merasa tidak optimal, menyesal kenapa gak kerja dari dulu2, blablabla. Sukanya? apa ya? gak ada kali ya.. gak ada deh kayaknya.

Q: Apakah Anda berniat merubah perilaku menunda2 itu yang barusan Anda akui tidak ada sisi positifnya sama sekali?
P: Waduh ini pertanyaan kok mengarahkan sekali ya? Jawabannya, ya jelas, gue pengen berubah. Siapa sih yang gak pengen berubah ke arah yang lebih baik? Sekedar pemberitahuan ya mbak, "tidak menunda2 pekerjaan" adalah target yang ingin saya capai dalam tahun baru 2005 ini. Dan juga target tahun 2004, 2003, 2002, 2001, intinya perubahan ini pun selalu gue tunda2, hehe..

Q: Apakah ada kata2 yang ingin Anda sampaikan untuk para prokastinator di rumah?
P: Halo temans! I love you... hehe, serius ah. Hmm... pesan gue cuma satu: janganlah kalian menunda2 pekerjaan, itu tidak baik... (gak penting banget, gak ngaca kali dia ya? red.)

Q: Demikianlah pemirsa, bincang2 sore hari ini dengan tamu kita. Sesi berikut adalah sesi tanya jawab, Anda dapat menghubungi nomor berikut: plus empat sembilan satu tujuh puluh enam puluh dua sembilan enam enam lima, dan bertanya langsung kepada nara sumber kami ttg hal2 yang ingin Anda tanyakan. Sekali lagi: plus empat sembilan satu tujuh puluh enam puluh dua sembilan enam enam lima. JANGAN DITUNDA-TUNDA.



Buat Tris, makalah gue akhirnya selesai juga. Terima kasih atas penjelasan2 ttg istilah2 ekonomi yang gue gak ngerti (emang gue kuper), terima kasih buat pelurusan istilah2 ekonomi yang jadi ancur abis setelah gue terjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Tulisan ini adalah untuk mengenang tugas makalah Globalisasi Ekonomi gue yang sekarang tinggal sejarah, bisa gue lupakan, dan akhirnya gue bisa mulai menatap masa depan dengan keyakinan baru tanpa harus terbangun malam2 gara2 mimpi2 buruk dikejar2 anjing (dramatisasi abissss).

Buat Toni, gue bakal komentarin tulisan loe ttg friendster, bukan komentar sih, tepatnya gue mau nulis ttg "apakah friendster bagi gue". Tapi nanti yeee... abis ujian. (hehe... emang belum puas gue kalau belum nunda2)

Creative Commons License