about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Tuesday, February 08, 2005

Pulang



Apakah Pulang itu?
Berhubung gue gak punya Kamus Besar Bahasa Indonesia sekarang, maka untuk sementara gue lihat definisi pulang dari Langenscheidt (hehe.. gak nyambung ya? udah, kalian terima aja, kan tinggal baca!)

heimgehen: die Reise nach Hause (z.B. nach dem Urlaub).

-Langenscheidt, 2003-



Dari definisi di atas, pulang adalah perjalanan menuju rumah (misalnya setelah bepergian). Ini pun bakal gue beda2kan lagi, tergantung bagaimana kata rumah diartikan. Pembedaan arti kata rumah menurut Amel seorang ilmuwan dan pengamat sosial dari Indonesia (gue bilang, terima aja! kalian toh tinggal baca, hehe..):
  • Rumah adalah di mana gue tinggal: maka setiap hari pasti gue pulang, setelah dari kampus, setelah ke mana pun ke luar tempat tinggal maka gue bakal balik: untuk tidur, untuk istirahat, untuk berteduh.


  • Rumah adalah di mana hati gue tertambat: maka dari waktu ke waktu gue bakal pulang setelah perjalanan fisik maupun mental, frekuensi pulang tergantung kebutuhan atau kesempatan atau kerinduan, dan pulang di sini adalah lebih untuk kebutuhan psikologis, untuk mengisi ulang enerji psikis, untuk "bertemu" dengan orang2 atau objek2 yang disayang. Bisa jadi tempat tinggal kita ada di tempat yang sama dengan tempat kita menambat hati, tapi tetap aja perjalanan psikis yang satu ini gak setiap hari kita lakukan. Bisa jadi setiap hari kita melihat orang2 dan objek2 yang kita sayang namun gak setiap hari kita "bertemu" dengan mereka (silahkan pusing).


  • Rumah adalah segala idealisme yang ada di kepala gue: maka di manapun gue menemukan orang2 yang hidup berdampingan dengan rukun dan damai, di mana manusia dan alam saling menjaga, di mana gue lihat ibu dan anak berbincang akrab, dll, maka saat itulah gue merasa gue pulang.

  • Rumah adalah di mana Pencipta gue berada: maka suatu hari entah kapan, gue bakal pulang kembali ke Pencipta gue, kembali ke tempat di mana gue berawal. Walaupun setiap hari 5 kali gue menatap rumah gue yang satu ini. (Maksud gue rumah yang ada di dimensi ruang dan waktu yang lain ya, bukan rumah Tuhan yang di Makkah).

-Not Yet Published Works of Amel, 2005-



Nah, berhubung kalian semua tau bahwa tema gue akhir2 ini adalah pulang ke Indonesia, maka pulang di judul posting kali ini adalah pulang ke rumah di mana hati gue tertambat (sahhhh). Oya, berhubung rumah tempat gue menambat hati ada banyak juga (gue menolak menjabarkannya lebih lanjut tanpa didampingi pengacara gue), jadi lebih khusus lagi gue bilang gue bakal pulang ke rumah orangtua gue.

Kalau ada pertanyaan silahkan saja, masalah bakal gue jawab atau enggak itu urusan gue.




Buat mas Jeffri, yang ingin baca sesuatu yang serius dari gue, daripada gue posting CV atau Motivation Letter gue, mending gue tulis ini deh. Tapi sori ya kalau gak bisa 100% serius, lagipula kenapa sih sesuatu yang serius itu tidak mau menyisakan tempat sedikit pun untuk humor? (pertanyaan sama sekali tidak ditujukan khusus ke Jeffri, melainkan ke udara). Gue bakal tulis tesis yang penuh dengan humor nanti, LIHAT AJA!!! setidaknya supaya gue enjoy nulisnya.

Creative Commons License

0 Comments:

Post a Comment

<< Home