about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Wednesday, June 29, 2005

Penjaga Ketertiban EYD


Gue barusan baca di detik.com, tentang blog yang judulnya Polisi EYD, blog ini mengkoreksi kesalahan-kesalahan yg dilakukan penulis-penulis internet yang tidak sesuai dengan EYD.

"Polisi EYD tidak mengamati isi dari situs. Polisi EYD juga tidak peduli bagaimana si penulis situs menggunakan bahasa lain (bahasa slang, asing, gaul, dll) dalam situsnya. Akan tetapi ketika dia menggunakan kata atau frasa berbahasa Indonesia, maka dia harus menggunakannya dengan kaidah yang benar," demikian tulisan pertama pada Blog Polisi EYD.


Oke, Pak/Bu Polisi, gue salut atas inisiatif Anda memasyarakatkan EYD. Dan sebelum Anda repot-repot menilang gue, ini gue sudah bikin daftar kesalahan gue sendiri yang sering kali gue lakukan dengan sadar namun kadang terlalu malas untuk menulis dengan benar, atau kadang juga ragu mana yang benar:

1. Gue selalu nulis kata benda jamak seperti ini: orang2 dan bukannya orang-orang. Hehehe... gila aja gue mesti ngulang2 ngetik kata, untuk yang satu ini dimaklumi aja ya Pak/Bu Polisi, hehe... *damai aja*

2. Gue selalu nulis kata tau padahal seharusnya tahu. Bisa gak ini dimasukkan ke kategori slang aja? hehe...

3. Kadang gue bingung sehingga gue gak konsisten menggunakan akhiran -nya sebagai kata ganti milik orang ketiga. Untuk kata-kata tertentu gue tau penulisan gak bisa begitu aja disambung, dan hari ini baru jelas bagi gue bahwa kalau kita nulis kata dengan huruf besar atau kata-kata asing, maka akhiran -nya ditulis menggunakan tanda sambung, selebihnya disambung aja semua. *janji tidak mengulangi kesalahan*

4. Menulis dengan singkatan. Contoh: dgn, tdk, yg, kl, bhw, dll. Ini hukumnya apa ya?

5. Penggunaan tanda baca koma. Kalau yang ini gue nyerah abisss. Gue rasa ini juga masalah di Jerman setelah reformasi ejaan bhs Jerman thn 98 (atau 99?) kl ga salah ada 30 sekian aturan penggunaan koma yg sebabkan pelajar2 Jerman jd kriting. Selama ini sih gue nulis koma utk pisahkan anak kalimat dari induk kalimat. Berhubung kalimat2 gue kadang2 sampai mencapai cucu kalimat dan cicit kalimat jadi yahh... gitu deh. Atau, seringnya sih gue pakai koma kalau gue pikir itu bisa membantu supaya yg baca lebih ngerti apa yang gue tulis, tapi maaf2 aja ya kl jd makin bingung, hehe...




Wow, untuk posting kali ini gue luar biasa sadar nulisnya, hehe...

Creative Commons License

0 Comments:

Post a Comment

<< Home