about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Saturday, April 09, 2005

Kenapa Orang Menikah?

Image hosted by Photobucket.com

Berbagai macam alasan orang menikah. Peringkat2 atas alasan mereka adalah:
1. religius: untuk menggenapkan setengah dien.
2. sosial: untuk memperoleh status istri/suami di masyarakat dan segala privilege yang terkandung di dalamnya, untuk memenuhi tuntutan keluarga atau lingkungan, blablabla.
3. hukum: bagi cewek misalnya kalau mau punya anak supaya legal atau supaya jelas siapa yg mau mengaku bapak bagi anak itu, ini cuma misal. masih banyak aspek2 hukum lain dari pernikahan.
4. ekonomi.
5. biologis.
6. apa lagi ya?


Contoh devian datang dari dua orang temen perempuan gue, yang waktu nikah mereka terpisah 3 tahun, yang tidak pernah saling ketemu, yang berasal dari 2 dunia yang berbeda, berkata demikian ttg menikah:

"Yang paling penting gue cepet2 keluar dari rumah gue Mel. Gue gak tahan lebih lama lagi di rumah"
-R dan N-

wahwahwah... bokap-nyokap gue seharusnya denger ini. supaya sadar bahwa SETIDAKNYA gue betah gitu looo di rumah mereka, makanya gue gak kawin2, huehueheuhue...

wahwahwah... teman2ku, selamat datang di mulut buaya, begitu kalian keluar dari mulut singa, huehuheuhehuehe...




Oya, ini ada satu lagi contoh devian:

"Kenapa gue mutusin merit......... Pertama, URUSAN IMIGRASI!!! Fiance visa gue expired dlm 6 bulan. So, mau ga mau harus dipake or musti ngulang semua prosedur yg melelahkan dan bertele-tele itu dari awal lagi (ga la ya!!!) Oya, aturan fiance visa ini adalah: gue musti nikah setelah sampe amrik dalam waktu 90 hari."
-Y, dalam salah satu milis yang gue ikuti-




Kita (kita??? elo kali) datang dari budaya di mana menikah bukan pilihan (seperti juga lelaki bukan pilihan kata mas Iwan Fals). Dilihat dari sudut pandang mana pun di budaya kita, tidak menikah adalah perilaku menyimpang secara sosial (klasifikasi menurut Amel, 2005). Makin gue tua, makin gue percaya bahwa seseorang pun bisa bahagia dengan hidup lajang. Tapi bentukan, desakan, stempel, omongan, harapan, dari lingkungan kita, mungkin lebih tidak tertahankan bagi orang2 seperti gue (posting kali ini agak2 curhat, jadi maap2 aje ye kalau banyak cerita ttg diri gue sendiri, lagian ini kan blog gue ya terserah gue donggg..)

Mungkin ini adalah pengaruh faktor umur, tapi saat ini, gue tidak akan pernah menggunakan kata CINTA sebagai alasan gue nikah. Iya benar, gue ini mudah jatuh cinta, iya bener gue kalau lagi dibutakan cinta bawaannya pengen nikah. Tapi, seberapa lama cinta bisa bertahan? Apakah cinta itu bener2 ada?

Gue: "emang cinta itu ada om? cinta itu gak ada, gue gak percaya ada cinta. Cinta itu cuma komoditas yang digembar-gemborkan Hollywood supaya produk mereka laku."
Om Je: "cinta itu ada Mel pastinya. Rasul aja mengajarkan cinta."


Nah, jadi bingung kan gue. Mungkin seharusnya gue mulai dari definisi cinta? enggak ah males, capek mikirinnya. Oke, anggap aja cinta itu ada, toh gue juga gak yakin2 banget kalau cinta itu gak ada. Pertanyaan berikut: berapa lamakah cinta itu bertahan? sampai akhir hayat? sampai kematian memisahkan kita berdua?

Seandainya Romeo dan Juliet gak keburu mati dan dibiarkan menjalankan pernikahan mereka, apakah mereka akan cerai pada akhirnya? Seandainya dongeng2 anak2 perempuan tidak berakhir di pernikahan pangeran tampan dan putri cantik, seandainya cerita dilanjutkan, apakah lanjutannya bener2 mencerminkan "and they live happily ever after?"

Para pembaca buku2 psikologi populer bakal teriak2 protes ke gue:
1. Cinta adalah seperti iman (?) yang naik turun, kadang di atas kadang di bawah.
2. Cinta adalah seperti tumbuhan yang harus disirami dan dipelihara sehingga tidak layu mati.
3. Optimisme dan usaha keras dari kedua belah pihak-lah yang menentukan cinta itu bertahan atau tidak.
4. Cinta itu justru tumbuh sejalan dengan waktu.
5. Blablabla (gue udah nutup kuping).

Oke, sudah cukup kontroversial gue hari ini. Sekarang balik ke topik awal, mengapa orang menikah? Berikut adalah satu alasan menikah yang jadi favorit gue. Diucapkan oleh tokoh di film Shall We Dance? (Susan Sarandon). Btw, tontonlah film ini, tokoh istri di dalamnya bener2 bikin gue T.E.R.H.A.R.U. Tontonlah, terutama bagi kalian istri2 yang curiga suami kalian selingkuh, hehehe...

Image hosted by Photobucket.com

"We need a witness to our lives. There's a billion people on the planet... I mean, what does any one life really mean? But in a marriage, you're promising to care about everything. The good things, the bad things, the terrible things, the mundane things... all of it, all of the time, every day. You're saying 'Your life will not go unnoticed because I will notice it. Your life will not go un-witnessed because I will be your witness'."


Yup! A witness to my life.
Persahabatan.
Itu yang gue cari.
Seseorang dengan siapa gue akan tumbuh bareng.




Buat sahabat gue M, yang lagi pusing. To marry or not to marry, that is not the question. When is the question. Buat M yang satu lagi: hehe... thx atas chat malam ini, yang paling penting tuh elo udah tau apa yang elo cari dalam pernikahan, and don't worry about her, she'll be fine. do worry about me kekekeke...

Creative Commons License

1 Comments:

  • At 1:43 PM, Anonymous Anonymous said…

    lihat komentar di :
    http://abimono.blogspot.com/2007/12/rationale.html

     

Post a Comment

<< Home