about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Sunday, April 24, 2005

Films Review: Hide and Seek & Saw


Dua film berikut yang bakal gue bahas adalah film2... mmm... gue gak tau apa jenisnya. Hide and Seek sangat mungkin bisa digolongkan ke horror. Kalau Saw kayaknya gak bisa deh. Mungkin Saw itu lebih ke thriller, atau suspense, atau was auch immer.

Yah maklumlah, kalian sedang membaca blog nya seseorang, yang baginya nonton film adalah rekreasi abis2an. Jadi bagi gue yang penting tuh kalau bikin film yang gampang2 dimengerti aja deh. yang menghibur, yang ceritanya tuh jelas, pesannya apa, hikmahnya apa gitu... percuma deh gue diajak nonton film2 yang menang Award di mana2 kalau keluar bioskop gue cuma bete aja bawaannya gara2 di dalam gue disuruh mikir (males banget), belum lagi pemborosan dlm bentuk waktu dan uang. belum lagi kl temen nonton gue terkagum2 sama sinematografi dan pencahayaan dan acting aktor2 kawakannya yang menang piala Oscar atau piala Australia terbuka atau Thomas Cup atau blablabla kwek kwek kwek! Itu seakan2 seperti ada orang yang ngomong ke gue bgmn cara install ulang komputer, atau gimana cara ganti bohlam. Ya mana gue mau tau lah, hal2 gak penting begitu? (bagi yang tersinggung: sudah selayaknya kalian tersinggung karena memang tujuan gue adalah menyinggung kalian!!!)

Oke, cukup sampai di sini curhat gak jelas gue, sekarang kenapa gue bahas 2 film ini bersamaan? Karena selain film2 ini gue tonton dalam waktu yang hampir bersamaan, film2 ini juga ada benang merahnya. Kalau kalian suka sama film model Identity misalnya, maka kemungkinan besar kalian suka film ini. Ini film2 tentang ... ehem, orang2 sakit jiwa. hehehe...



Image hosted by Photobucket.com

Film horror favorit gue sepanjang masa adalah The Others (Nicole Kidman). Yang gue tonton sore2 di rumah sama ade gue R. Kita berdua hobby film horror sebenernya, tapi jarang menemukan film horror yang bener2 bagus. Waktu gue pulang dari kampus bawa VCD The Others, kita awalnya nonton tanpa bener2 berharap sih... tapi berakhir dengan merinding abis. Ini bukan horror2 yang mengekspos hantu2 di mana2... lebih halus lah mainnya. Dan seperti umumnya orang2 yang suka film The Others, gue juga suka film Sixth Sense. Dua film ini akan jadi horror klasik dalam kamus gue.

Horror yang paling mengesankan yang terakhir gue tonton adalah Gothika (Halle Berry), di Berlin nontonnya. soalnya gue gak berani nonton horror sendirian hehe... Setelah nonton film ini, gue ketakutan sampai2 selama 3 hari gue tidur dengan lampu kamar nyala. hari ke-3, setelah gue mulai lupa dan gue udah bisa mandi tanpa ngeliat2 di belakang gue ada apa, datanglah sahabat gue Vera ke tempat gue. Kita ngobrol dari A sampai Z dan ternyata dia juga udah nonton Gothika, malah 3 kali nontonnya gara2 dia suka banget film itu. Terus kita bahas deh film itu dan ternyata interpretasi dia ttg film itu lebih serem daripada interpretasi gue dan jadilah gue selama 3 hari sesudahnya kembali tidur dengan lampu nyala :-(

Film horror yang disebut2 sebagai horror terserem sepanjang masa adalah Exorcist. Film ini film tahun 70-an kali ya... pokoknya kuno deh dandanan pemain2nya, tapi lumayan juga untuk nakut2in gue. Ceritanya ttg anak kecil yang kesurupan terus dipanggil pengusir setan gitu deh.

Nah, film Hide and Seek ini sejujurnya gak terlalu meninggalkan bekas sih.. Tapi sebagai hiburan bagus juga kalian tonton. Film ini tentang seorang anak perempuan yang jadi punya temen khayalan sejak ibunya meninggal. Dia jadi suka ngomong sendiri, main2 petak umpet sama temannya itu, sering terjadi hal2 menyeramkan dan gak biasa di rumahnya yang dia bilang dilakukan sama temen khayalannya itu.

Gue nonton film ini sama nyokap gue di DVD, di rumah. Mungkin ini ada pengaruhnya. Bukankah film2 itu lebih kuat efeknya kalau kita tonton di bioskop? Yang jelas salah satu kekuatan film ini adalah Dakota Fanning, pemeran anak perempuan di film itu. Elo ngeliat dia aja udah merinding... Dan setting nya. Yang khas film horror: rumah2 tua yang sangat besar dan gelap, ditengah2 hutan, hehe...




Image hosted by Photobucket.com

Gue nonton film ini sehari sebelum gue balik ke Jerman, gara2 sahabat gue Koko lagi stress gak jelas dan tumben2an gitu loh mau nonton. Dia sekarang lagi merintis usaha sendiri dan selalu membicarakan pabriknya dengan kebanggaan ibu2 muda baru melahirkan ngomongin bayinya, yang paling dia sayang di seluruh dunia... hhhh.... Kalau kalian berani2nya ngajak dia nonton, seperti yang pernah dengan lancang gue lakukan, dia bakal bilang: "hmm.. nonton seratus ribu, makan seratus ribu lagi, uang segitu tuh bisa dibeliin berapa kaleng cat Mel? Uang segitu tuh udah bisa diputer lagi..."

Mau marah gak sih loe?

Tapi keajaiban memang ada. Dunia ini ternyata masih penuh dengan harapan, ketika tiba2 dia ngajak nonton.

Saw adalah film "murah" dari segi pembiayaan dan shooting nya cuma 18 hari. Bagi Koko, film ini dan buku Veronika Decides to Die (yang bakal segera gue tulis resensinya) mengingatkan kita untuk bersyukur dengan apa yang kita punya di hidup ini. Bagi gue, ini adalah film gila yang reaksi2 tokoh2 di dalamnya tuh banyak gak masuk akalnya dan sebaiknya hanya boleh ditonton oleh anak usia 21 thn ke atas saking sadisnya.

Tapi walaupun sadis, berhubung gue nonton sama orang gila itu, yang ada pas kita keluar bioskop, yang kita bahas justru sisi lucu dari film itu. Dan kita sampai ngakak2 sampai bungkuk2 gak karu2an di bioskop, seakan2 kita baru keluar nonton Asterix dan bukannya Saw.

Gue gak bakal cerita lucunya di mana karena bakalan gak seru banget bagi yg belum nonton, jadi mendingan kalian nonton dulu film ini, setelah itu baru kita bahas, hehehe... di sini sekarang gue cuma mau kasih kisi2nya supaya kalian penasaran.

Film ini ceritanya ttg permainan2 hidup atau mati yang dibikin oleh seorang psikopat. Jadi hobby psikopat itu adalah nyulik orang2 terus dimasukkan ke games yang udah dia rancang, di mana di games itu ada petunjuk2 yang harus elo ikutin kalau elo mau keluar dari games itu hidup2. Semua korbannya selalu gagal dan mati dengan cara mengenaskan. Psikopat itu tidak membunuh dengan tangannya sendiri tapi membuat korban2nya melakukan hal2 bunuh diri. Kecuali satu perempuan yang berhasil lolos. Dia bisa lolos dengan cara... mmm... sebaiknya kalian tonton sendiri deh.

Yang gue suka dari film ini antara lain, cara pengambilan gambarnya yang bener2 bikin jantung copot. Misalnya, ada satu adegan di mana psikopat itu mau nyulik seorang fotografer. Fotografer ini bangun tengah malam di rumahnya yang gelap gulita dan semua lampu mati. Dia denger suara2 mencurigakan di dalam rumahnya tapi dia gak bisa lihat apa2. Jadi dia ambil blitz nya dan dari waktu ke waktu selama sedetik kamarnya itu terang oleh lampu blitz. dan itu makin bikin tegang suasana. bayangin aja sendiri.

Katanya sih, ada rencana untuk bikin sekuel film ini. Di film pertama dengan budget yang terbatas aja para produser nya udah segila itu apalagi dengan biaya yang besar yak? Kita tunggulah. Walaupun di mana2 film sekuel tuh lebih ancur dari awalnya, tapi gue... pengen tau aja...

Creative Commons License