about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Tuesday, October 18, 2005

Vila Mimosa Biru


Kami tinggal di rumah ini sejak thn 1990. Sekitar 15 tahun yang lalu. Kami saksikan dengan mata kepala kami sendiri bagaimana pondasi rumah ini dibuat. Bagaimana bata demi bata disusun. Kami sudah mulai bermain-main di rumah ini, bahkan sejak pembangunannya belum selesai 100%. Kami tau setiap pipa yang tersembunyi di balik tembok2nya, setiap sambungan T dan L. Kami mengenalnya, setiap lekuk liku, setiap rahasianya yang paling tersembunyi dari dunia. Kami mengenalnya, seakrab kami mengenal telapak tangan kami.

Saya datang dan pergi, namun selalu kembali ke rumah ini. Saya datang dan pergi, namun hati saya tinggal di rumah ini. Jauh di perantauan, pada malam-malam panjang badai salju, ingatan akan rumah ini saja mampu menghasilkan hangat dan kuat. Sekaligus lemah karena rindu. Orang bilang, bau2an adalah ingatan paling primitif, dan paling kuat, milik manusia. Ingatan saya selalu melayang ke rumah ini, setiap kali saya mencium harum teh. Bau roti bakar. Nasi yang baru tanak. Pengharum cucian. Kapur barus di lemari. Bunga yang mekar. Rumput yang baru dipangkas. Menghirup embun dan kabut.

Namun apakah yang abadi dalam hidup ini?

Tahun-tahun berlalu. Apakah rumah ini yang makin kecil, ataukah kami yang tumbuh makin besar? Atau mungkin tidak ada yang berubah sama sekali. Rumah ini hanya makin sesak oleh kenangan2 yang kami simpan tahun demi tahun kebersamaan kami, di setiap relungnya.

Namun apakah yang tertinggal sama selamanya?

Setelah menyaksikan dari rumah ini, Indonesia berganti Presiden sebanyak 4 kali, inilah saat kami memulai babak baru hidup kami. Inilah saatnya... kami menjual rumah ini... Saya tau saat ini pasti akan datang juga, dan telah mempersiapkan hati menghadapinya. Tapi tetap, berat langkah untuk pergi, bukanlah hal yang bisa dilatih dan dibiasakan. Kesedihan meninggalkan, akan selalu muncul tak peduli berapa banyak seseorang pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.

Ibu dan Ayah saya sudah ambil keputusan, mereka akan menarik diri dari kehidupan megapolis. Mereka ingin secepatnya mulai menjauh dari kehidupan hingar bingar, akhirnya menikmati kehidupan pensiun mereka, untuk membangun rumah, jauh di Timur Jawa, dengan sungai di halaman rumah mereka, dengan kicau burung dan desir angin sebagai musik mereka.

Sebenernya saya mau-mau saja tinggal bareng adik2 saya. Tapi mereka bilang, mereka khawatir dengan perkembangan moral anak2 mereka jika harus tinggal sama tantenya yang satu ini huhuhuhu...



Spesifikasi:


  • Luas Tanah (SHM/Sertifikat Hak Milik) 436 m2. Luas Bangunan (satu setengah tingkat) 350 m2.

  • 5 Kamar Tidur, 4 Kamar Mandi, 1 Kamar Pembantu, 1 Gudang, Dapur, Ruang Tamu, Ruang Makan, Ruang Keluarga, Parkir untuk 2 Mobil.

  • Terletak di lingkungan yang tenang dan private. Tidak banjir. Daerah Pondok Labu.



Peminat harap hubungi ibu saya.

Djauharah (Jora) 0818 924 514

PS: Vila Mimosa Biru itu nama rumah kami ;;) Nama diresmikan setelah adu mulut berkepanjangan, karena ibu saya bilang, bunga Mimosa tidak ada yang warna biru, sementara rumah kami "nada"nya warna biru, hmm.. Terima kasih telah membaca iklan ini dan membantu menyebarluaskannya.

Creative Commons License

0 Comments:

Post a Comment

<< Home