about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Sunday, May 15, 2005

Books Review: Veronika Decides to Die, The Curious Incident of A Dog in the Night Time, dan Chick Lit - Teen Lit Series


Image hosted by Photobucket.com

Veronika Decides to Die

Pengarang novel ini, Paulo Coelho, adalah filsuf bukan "novelis biasa". Inilah mungkin satu alasan kenapa gue gak terlalu menikmati buku ini, karena gue dipaksa mengerutkan kening, hehe… Sejak dulu gue juga gak terlalu suka baca buku2nya Coelho. Buku2 dia antara lain Sang Alkemis, Sang Iblis dan Nona Pyrm, 11 Minutes. Gue pernah baca buku Sang Alkemis dulu waktu masih kuliah (emang gue lagi ngapain sekarang?). Baca sekali, nggak ngerti. Terus gue ngobrol sama orang2 di sekitar gue yang ternyata sangat memuji2 novel ini, maka gue putuskan untuk baca sekali lagi. Dengan segenap konsentrasi yang gue punya. Tetep gak ngerti. Ya sudahlah.

Waktu gue masih di Fulda (emang sekarang gue di mana?), gue pernah baca secara on line beberapa halaman pertama bab pertama dari Veronika Decides to Die di amazon.com dan gue suka. Suka dan mengerti, hehe… Terus waktu gue pegang buku itu di Jakarta, buku yang ternyata sangat susah didapatkan dan gue mesti pesen dulu, gue suka banget sama gambar sampulnya, dan kata2 di sampulnya. Tapi ternyata memang gue gak bakalan bisa menghayati apa isi kepala Coelho walaupun dibungkus dengan sampul yang menarik, hehe…

Tapi Coelho pastinya punya pembaca2 setia yang bisa mengapresiasi karya2nya dengan lebih baik daripada gue. Contohnya sahabat gue Koko (kalau buat dia gue pakai nama asli tanpa perlu repot2 mengubahnya jadi inisial aja, karena dia sudah gak peduli lagi sama dunia lain selain dunianya sendiri sekarang hehehe). Koko adalah aktivis playboy waktu kuliah dulu, junior gue, secara biologis dia 2 tahun lebih muda dari gue tapi secara psikologis dia 20 tahun lebih tua dari gue (udah gue bilang, Koko tuh gak pernah on line lagi jadi gue bisa nulis apa aja semau gue bwahahaha).

Dulu waktu kuliah gue dan Koko sering tuker2an buku. Buku2 favorit dia adalah buku2 filsafat seperti Nietzsche, Saartre, Coelho, dll. Bukan selera gue, tapi justru karena gue sama sekali gak rela mengeluarkan uang untuk beli buku2 semacam itu makanya gue pinjem aja dari dia hehehe… Waktu gue sampai Jakarta, gue hubungi dia, dan terjadilah percakapan seperti ini:

Ko, lagi baca buku apa loe sekarang?
Gue udah gak pernah baca buku apa2 lagi sekarang Mel, udah gak ada yang baru. Semua sekarang tinggal pengulangan2 hal2 yang sama dengan bahasa2 yang beda2.


Oh, oke.

Tapi begitu dia tau ada buku Coelho yang baru dan gue lagi ribut2 nyari, eh dia malah ikut nyari2 dan beli buku itu juga. Hmmm fans beratnya Coelho.

Buku ini adalah tentang Veronika yang bunuh diri karena bosan hidup. Dari apa yang gue ngerti, dia gak ada masalah apa2, cuma bosen aja. Ternyata bunuh dirinya gagal. Dia terbangun di rumah sakit jiwa dan menemukan dirinya masih hidup tapi akibat percobaan bunuh dirinya jantungnya rusak parah dan dia hanya bisa bertahan hidup selama 5 hari lagi.

Apa yang orang lakukan dan pikirkan dan rasakan jika punya waktu 5 hari lagi untuk hidup? Dan bagaimana akhir kisah Veronika? Sayangnya kalau kalian pengen tau, kalian harus baca sendiri, hehe… bukannya apa2, tapi gue sendiri gak tau, hehe… karena gue gak berhasil baca buku itu sampai habis.

Buku ini adalah tentang Veronika selama 5 hari terakhir hidupnya di rumah sakit jiwa, dan tentang teman2 sesama penghuni rumah sakit jiwa itu. Ada satu bagian di mana Veronika menyesal karena bunuh diri, dan pergolakan batinnya mengenai ini mungkin adalah bagian favorit gue sejauh yang sudah gue baca.

Sebenernya agak2 percuma juga sih gue bikin resensi tentang buku ini, masalahnya, bagi para pembaca umum, buku ini bukan jenis buku yang digemari jadi gue mau berbusa kayak apa juga gak bakalan ada yang tertarik baca. Sementara bagi para fans nya Coelho (misalnya dia), tanpa gue capek2 nulis satu kalimat pun, gue cukup bilang bahwa ada buku Coelho yang baru maka mereka semua bakal langsung berbondong2 beli. See? Tindakan percuma yang gue kerjakan ini.


Image hosted by Photobucket.com

The Curious Incident of A Dog in the Night Time

Buku ini mendapat penghargaan di negara asalnya yaitu Inggris (lupa apa nama Award nya). Inggris adalah salah satu negara yang sangat terlihat konsern dengan karya2 sastra. Setiap tahun berbagai penghargaan dianugerahkan ke penulis2 yang hadiah2nya puluhan ribu poundsterling. Dimulai dari Booker Prize yang khusus diadakan utk fiksi2 yang berasal dari negara2 bekas koloni Inggris dan yang ceritanya sangat kental budaya lokal dan yang hadiahnya 60.000 poundsterling, sampai ke lain2 misalnya penghargaan novel pertama-lah, penghargaan karya2 cerita buat anak2-lah, penghargaan fiksi, penghargaan untuk wartawan (?), dll. Hmm.. di Indonesia bgmn ya? Satu2nya penghargaan sastra tingkat nasional yang gue tau cuma Lontar (gue yang kuper atau gimana nih?) Hmm.. bagaimanapun juga, buku2 fiksi di Indonesia adalah kebutuhan luks. Masih jauh-lah jalan kita, ihiks...



Nah, mengenai buku ini. Buku ini adalah tentang seorang anak usia 15 tahun bernama Christopher yang menderita sindroma Asperger, salah satu variasi turunan dari autis. Christopher sangat cerdas secara intelektual (jenius?) dan memiliki ingatan fotografis, namun secara emosional dia sangat terbelakang. Mungkin perkembangan emosi nya anak usia 7 tahun?

Yang unik dari buku ini adalah bahwa buku ini ditulis dari sudut pandang Christopher. Jadi seakan2 anak itu sendiri lah yang bercerita. Bahasanya agak aneh (judul bukunya aja udah aneh), dan minatnya yang sangat besar terhadap matematika dan puzzle mempengaruhi keseluruhan isi buku.

Tapi selebihnya, gue gak tau apa lagi yang dijual di sini. Mungkin kalau mau menyelami lebih dalam, ini juga bisa jadi bahan pemikiran: betapa Christopher melihat segala sesuatu adalah hitam atau putih. Sementara dunia ini adalah abu2 (atau merah muda, bagi yang lagi jatuh cinta). Menimbulkan iba sih sebenernya… Ditambah lagi kemampuan otaknya yang sangat besar untuk menyerap informasi, membuat dia sangat tersiksa jika terlalu frontal dipaparkan dengan lingkungan baru karena otaknya capek mengolah informasi yang masuk. Kayak komputer gitu lah, jadi nge-hang.

Membaca buku ini membuat gue berpendapat, sangat beruntunglah Christopher dan anak2 autis yang cukup parah karena dilahirkan di Amerika, karena penanganan terhadap mereka sudah sangat khusus. Gue gak tau deh kalau dia di Indonesia, apa yang terjadi di dirinya. Di Indonesia, para psikolog sudah bisa mendiagnosa bahwa anak ini autis anak itu autis, tapi gue gak yakin bgmn penanganannya. Beberapa temen gue dari YAI sangat konsern dengan anak2 autis, mungkin kalian yang bisa jawab?

Jadi intinya apa nih Mel? Gak tau juga gue. Yah... dari skala 1 sampai 10, buku ini nilainya 7 lah... kalau Life of Pi dan The Little Prince, dan judul2 lain yang ada di daftar favorite books gue di Friendster itu nilainya 9. Terus yang nilainya 10? Ya blog gue lah, aduh kasian deh kalian mesti baca kalimat ini, hihihi... sori sori... maksud gue, buku2 yang nilainya 10 itu adalah novel2 gue yang belum gue tulis *tetep* oke, serius, yang nilainya 10 itu bagi gue adalah komik2 Asterix dan Obelix, komik2 Tintin, dan komik2 lucu semacamnya, bacaan2 yg sangat universal dan tidak lekang oleh waktu, tidak mengenal usia dan SARA, yang sangat menghibur... (termasuk di dalamnya dogeng anak2, hmm.. ini sih alasan sentimentil kali ya).


Image hosted by Photobucket.com

Chick Lit Series

Apa yang harus gue bilang tentang serial ini? Bahwa gue gak suka?

Boong banget!

Siapapun yang mengikuti blog gue sekaligus pembaca setia Chick Lit series bakal tau, bahwa gaya tulisan gue sangat terpengaruh sama buku2 itu... walaupun gue baru baca 3 diantaranya, yaitu The Nanny Diaries, Confession of A Shopaholic, dan The Devil Wears Prada. Dan oh ya, gue juga udah nonton Bridget Jones Diary I dan II yang juga diadaptasi dari serial ini.

Chick Lit alias 'bacaan cewek' merupakan fiksi2 dengan berbagai tema kehidupan cewek2 antara usia awal 20-an sampai awal 30-an. Mulai dari cewek2 tingkat akhir kuliah, cewek2 baru mulai kerja, sampai cewek2 awal 30-an yang masih lajang. Tema2 seperti apa? Misalnya: tentang kerja sampingan mahasiswa yang stress kuliahnya diperparah dengan stress menghadapi majikan2nya (The Nanny Diaries), atau tentang pekerjaan yang "jutaan gadis rela mati demi mendapatkannya" namun bos ceweknya itu lebih kejam daripada Cruella di film 1001 Dalmatians (The Devil Wears Prada), atau ttg cewek gila belanja yang besar pasak daripada tiang dan jadi buronan bank gara2 tagihan kartu kreditnya gak dibayar2 tapi karena stress pelariannya malah makin banyak belanja (Confession of A Shopaholic), atau ttg perempuan awal 30-an yang masih lajang dan selalu sial dalam kerja dan cinta (Bridget Jones Diary).

Gaya tulisan buku2 itu... seakan2 ditulis oleh orang yang sama.. padahal penulisnya beda2. Menggunakan majas hiperbola dan satir. Nadanya sarkastis. Sangat mendramatisasi keadaan. Hhhh... gue banget. Mungkin sebaiknya gue jual aja diary gue kali yak... Huaahahaha... siap2 aja deh, bagi kalian yang pernah punya skandal sama gue... Huhuhuhu enggak deh boong, gue gak punya diary. Bukankah ada pepatah yang bilang "only good girls keep diaries"? hmm... blog itu termasuk diary gak ya?

Buku ini membidik pangsa cewek2 dengan kisaran usia seperti yang udah gue sebutin di atas, yang tinggal di kota2 besar dan berpendidikan. Buku ini turut menyebarkan budaya pop atau budaya urban (atau apalah yang disebut2 sama para budayawan itu).

Di antara sedikit buku Chick Lit yang sudah gue baca, favorit gue adalah The Nanny Diaries. Gue baca buku ini 2 tahun yang lalu dan belum gue baca ulang, jadi mungkin aja selera gue udah berubah, tapi seinget gue sih gue sangat menikmati baca buku ini.

Kesuksesan serial ini tentu tidak lepas dari pengamatan pelaku bisnis buku di Indonesia. Waktu gue ke Jakarta setelah 1,5 tahun gak muncul di sana, sangat mencolok mata gue hadirnya serial buku dengan konsep mirip serial Chick Lit, yaitu serial Teen Lit. Yang terakhir ini, sesuai namanya, diperuntukkan bagi anak2 ABG dan ditulis oleh penulis2 ABG Indonesia. Tema2nya pun tema2 ABG. Desain sampulnya warna warni dan sangat menarik.

Tapi sayangnya gue sama sekali gak tertarik. Sori ya anak2 ABG yang baca ini, bukannya apa2, tapi gue males aja baca2 kehidupan kalian yang sudah lewat bagi gue. Udah basi dan gak mau gue inget2. Gak enak tau jadi ABG itu... Tapi kalau ada di antara kalian yang baca Teen Lit, gue mau kok dengerin komentar kalian ttg buku2 itu. Yang gue tau sih, ada salah satu penulis buku Teen Lit yang juga nge-blog. Jadi daripada blog gue dibombardir sama komentar2 dari para fans Teen Lit, mendingan gue berhenti sekarang.


Haaa... becanda lah, ngapain juga marah ya gak? Sejujurnya, positif juga lah karena adanya serial ini akan menstimulasi kalian para penulis muda untuk mulai berkarya sedini mungkin. Dan dengan adanya blog gue yang mencela2 tema kalian, kalian justru bakal belajar bagaimana sabar dan cuek menghadapi celaan... bwahahaha....



sampul2 buku yang gue taruh di sini bukan sampul2 edisi Indonesia. Dan ternyata setiap edisi bahasa, buku2 ini punya sampul yang beda2.

Creative Commons License