Perempuan-perempuan yang Tertindas
Semua ini berawal dari gossip.
adella: mel?? loe dimana?
lg sibuk baca2 bahan utk mg dpn ya?
hati ama otak gw berkata tidak neehh.. pdhal gw dah siapin bahannya dimeja, ditambah cemilan2 sisa kemaren, minuman seger, biar tambah menari, tapi..
cemilan abis, minuman ludes, bahan tetep blm dibaca
Setengah jam kemudian…
adella: amalia..
kamu dimana?
gue: halo say, sori gue lagi ngobrol sama Shinta tadi
sekarang dia lagi mandi
adella: masih di sana dia? sampai kapan?
gue: mau naik kereta malem katanya
adella: oh.. elo udah baca komentar2 gue di blog loe?
gue: belum, hari ini belum buka blog. eh, kok loe malah baca2 blog sih bukannya baca apaan kek gitu yang harus elo baca hari ini?
adella: lah… elo kok malah ngegossip bukannya baca bahan buat minggu depan?
gue: yah.. kan masih ada besok hehehe
adella: yang punya waktu besok kan bukan elo doang mel
gue juga besok ajah...
Dan begitulah, sepuluh menit kemudian, ibu Adella sudah muncul di rumah gue untuk bergabung dalam acara gossip-fest gue dan Shinta yang sudah dimulai sejak semalem huhuhuhu...
Dua Ibu ini gak pernah bosan2nya meng-upgrade gue ttg gossip selebritis. Ngobrol sama mereka serasa hadir secara live di acara2 infotainment, malah lebih asik sih menurut gue, soalnya tanpa sensor, dan lengkap dengan komentar2 sinis dan sadis, huhuhu…
Kalau gue kepergok lagi di depan komputer tanpa kerjaan yg jelas, pastinya si Adella langsung membombardir gue dgn berita2 dan link2 gossip ttg sriting (ini istilah dia untuk bilang selebritis gak penting).
Sementara Shinta? Kecepatan dia baca situs gossip luar biasa lah. Pokoknya gak asik kl baca gossip bareng sama dia. Sementara sambil baca gue masih menggali2 ingatan gue, ini Sophia Latjuba siapa ya? Skandal apa ya yg baru2 ini dia kerjakan? Kayaknya gue pernah denger deh…Eh, Shinta mah udah udah selesai baca semuanya dan lagi siap2 mau mengulas berita itu panjang lebar. Mengulas, kalau dia lagi sama Adella. Dan menjawab pertanyaan2 yang muncul dari gue, kl dia lg sama gue. Ya iyalah, ngapalin dativ dan akusativ aja lupa2 mulu ya gue, apalagi sriting2 ini, huhuhu...
Nah, beberapa minggu yg lalu, ada acara girl talk seharian di rumah gue setelah semaleman barbeque-an di acara ulang tahunnya Memey. Hari itu kita ngobrolin segala macem, mulai dari tentang anak sampai ke sriting. Tapi dari sekian banyaknya topik, hari ini terpaksa gue cuma pilih satu topik aja, mengingat keterbatasan waktu, topik2 lain nyusul aja di sana sini di posting2 gue berikutnya.
Jadi begini, (flashback bentar)….
Sempat ada salah satu temen gue yang kirim imel ke gue mengomentari salah satu posting gue (gue lupa posting yang mana). Pesannya singkat aja, dia bilang: Mel, coba deh elo baca gossip tentang Hughes dan Alvin. Titik.
Gue gitu looo… orang yg paling ketinggalan berita di seluruh dunia, disuruh nyari gossip selebritis? Hmm… ke mana ya? Tiba2 gue inget sctv.co.id. dan gue buka lah situs itu, mulai dari Bibir Plus, O-tis-Ta, Halo Selebriti, Hot Shot. Hmm… kok gak ada ya ttg H dan A? Gue masukkan kata kunci di search engine nya sctv. Banyak sih yg muncul, tapi kok kayaknya gak ada ttg yg kira2 dimaksud temen gue.
Terus gue inget deh sama survival tool gue di sini, yaitu Google. Gue google-lah nama mereka, tapi hasil yg gue dapet malah semakin luas gak karuan. Aduh aduh lain kali kl mau nyuruh gue baca gossip selebritis plis ya kasih gue link nya sekalian jd gue tinggal baca. Hehe.. Sebenernya info yg berhasil gue kumpulkan gak kosong sama sekali sih, gue berhasil tau kl mereka lagi proses cerai gara2 kekasaran A. Tapi so what gitu, setiap hari juga ada pasangan yg cerai… apa hubungannya sama posting gue?
Berhari2 kemudian barulah Shinta nginep di rumah gue. Nah, aji mumpung, gue tanggap lah dia. Gue tanya, Shin, ada apa sih sama Hughes dan Alvin?
Shinta, semangat 45, selama 45 menit berikutnya: [blablabla]
Gue simpulkan: jadi ceritanya H dan A tuh lagi proses cerai, gara2 H udah gak tahan lagi sama kelakuan A yg kayak orang gila. H selama ini udah nutup2in dan berusaha sabar tapi A makin menjadi2. H udah dipekerjakan abis2an tanpa ada akses ke penghasilannya sendiri bahkan pernah sampai keguguran tak terurus gara2… mmm… gara2 apa ya Shin? Tuh kan gue lupa lagi.
Ketika Adella datang, kita masih ngobrol sisa2 ttg H dan A, bagaikan gayung bersambut, Adella lgs cerita ttg kenalan2 perempuannya yg dapat penindasan bervariasi dari cowok2 terdekat mereka.
Gue simpulkan:
Cerita pertama…
jadi ada satu cewek A yg pacaran sama cowok B. A ini sudah abis2an sama cowok ini, baik dari segi finansial (maksudnya diporotin dan sampe ngutang2 sana sini), dari segi mental (maksudnya direndahkan dan semacamnyalah), dari segi sosial (sampai terganggu hubungannya sama temen2nya), dll. B ini bener2 sakit jiwa dalam arti harfiah. Kalau dia udah cemburu sama temen2 cowoknya A, dia bakal serta merta ngejar temennya A sampe muter2 rumah utk digamparin. A sering tiba2 tengah malem nelpon temen2nya sambil nangis2 kl tiba2 lagi ada masalah sama B, misal: kalau B ngusir A dari rumah (padahal itu rumahnya A gitu loooo). Aduh aduh gue nulis cerita ini sampe gebuk2 keyboard komputer saking betenya. Hhhhh tenang, mel, tenang…
Cerita kedua…
Ini tentang cewek C yang (akhirnya) nikah sama cowok D. Sebelum nikah, D sudah menunjukkan tanda2 bahwa otaknya ada di ujung kuku kelingking kaki kirinya (bayangin dulu gih). D sangat pelit dan perhitungan gak karu2an sama C. Dia lebih seneng jalan kaki selama 1.5 jam drpd beli karcis buat mereka (keuangan memang dari pihak D sih… tapi plis deh). Sementara kl ada temen2 yg lain, D bakal bayarin karcis buat semuanya, bukan cuma buat mereka berdua. Pertama, pelit patologis (bedakan dengan hemat). Kedua, D itu suka sama sahabatnya C yaitu E. Tapi E yg waras tentu gak nanggepin kan? Nah, karena tak ditanggapi, D suka marah2 gak jelas gitu deh. Lempar2 pisau, tiba2 cabut padahal lagi ngumpul2, terus C dilarang ketemuan lagi sama E. Ketiga, dia itu sangat norak, cengeng, anak mami, aduh apa lagi ya Del… gue udah keabisan kata2 nih… Setelah nikah? Uuuhhh jangan tanya... karena gue gak tau, huhuhu... yah kira2 aja lah...
Interpretasi: Teman2, inilah yang gue sebut Perempuan-perempuan yang Tertindas.
Mereka tertindas karena:
Pertama, karena mereka goblok.
Waktu gue denger cerita2nya Adella, gue menyimpulkan dengan sangat bijaksananya: „Dasar emang cewek2 tuh goblokkkk semuah!!!“ Dan Adella bilang, „makanya gue gak mau pacaran sama cewek2 mel, makanya pacar gue cowok!“ huhuhuhu…. Ide bagus Del.
Mereka memang menyerahkan diri untuk ditindas. Bohong kalau hal2 seperti itu gak ketauan. Pasti ada gejala2nya, cuma mereka menutup mata aja. Kalau mereka mau mikir dikit, apa sih yg mereka dapatkan dari hubungan seperti itu? Dalam kasus H dan A, yah… mungkin ikatan pernikahan membuat H jd agak berat. Tapi udah berapa tahun seperti itu, dan tetep aja goblok sih menurut gue, apa dia pikir dengan diamnya selama itu dia bisa mengubah A? Kesalahan perempuan nomor satu: beranggapan dirinya punya kemampuan supramanusia yg bisa mengubah si bangsat menjadi malaikat. Gue bilang aja di sini langsung tanpa tedeng aling2 ya cewek2: itu bull shit!!
Kenapa menyerahkan diri utk ditindas? Penjelasannya secara psikologis bisa dibikin blog tersendiri, jd mendingan gak usah dibahas. Intinya tindas menindas ini ada fungsinya tersendiri sih bagi kedua belah pihak, tapi tetep aja gak sehat.
Kedua, mereka tertindas karena tidak cukup punya kekuatan dan keberanian utk menolak.
Setelah mereka cukup goblok utk masuk penindasan, mereka gak bisa keluar dari sana krn alasan di atas. Mereka pikir, setelah bilang tidak, lalu apa? Kalau mereka cukup beruntung shg bisa keluar dari hubungan itu dalam keadaan hidup2 (bagi yg terlibat sama cowok2 gangster), lalu apa? Mereka bakal sendirian, tanpa tempat bergantung lagi, tanpa teman, tanpa apa2... di dunia yang keras dan dingin seperti roti2 Jerman ini... huhuhu...
Sekejam2nya pasangan mereka, ini adalah dunia yg sudah mereka kenal. Ini sudah jadi kebiasaan. Dan bukankah manusia adalah makhluk kebiasaan? Ketidakpastian di depan masih lebih menakutkan dari apa yg dialami sehari2 sekarang. Ckckckck...
Ketiga, kurangnya kemampuan belajar dari pengalaman.
Oke, mereka goblok krn membiarkan diri ditindas. Oke, mereka tidak kuat dan tidak berani utk meloloskan diri dari sana. Tapi yg paling parah di seluruh proses ini adalah... kejadian seperti ini terulang2 terus seperti lingkaran setan. Pertama, mereka gak belajar jadi kuat di proses penyiksaan itu (baca ini). Kedua, kalaupun mereka bisa cukup kuat utk lolos dari sana, pernah gak sih elo perhatiin, cewek2 seperti ini cenderung mengulang kembali pola hubungan seperti itu dengan cowok2 penyiksa lainnya! Keluar dari mulut buaya dan masuk mulut harimau.
Hello? It’s 10 o’clock, do you know where your brain is? -audiblenya Yahoo-
Gue juga punya sahabat2 yang pernah mengalami variasi2 dari dari penyiksaan cowok di masa lalu mereka. Jadi kalau gue liat cowok2 sadis di sinetron2, gue percaya bhw memang ada org2 gila spt itu, itu bukan cuma di film2 aja... Dan percayalah sama gue, ketika perempuan2 itu bisa keluar dari sana, mereka seperti ulat yg bermetamorfosis jd kupu2... Gue jadi seribu kali makin cinta sama mereka, huhuhuhu... Mereka sepakat bhw kemampuan belajar dari pengalaman itu yg paling penting. Pelajaran itu datang ke semua orang, tapi tidak semua orang bisa belajar (peribahasa amel).
Oke, cewek2 tertindas, pada kalian sekarang gue bicara. Sekarang kalian tau kan kenapa ini bisa terjadi? Dan kalian sudah kapok dan timbul keinginan utk jd cewek seperti gue (huhuhuhu) yang selalu disayang, selalu diperhatikan, dan selalu dimanja..... Nah, kalian sekarang tanya ke gue bgmn cara keluar dari sana?
Jawaban gue adalah sangat singkat, hanya satu kata malah, jawaban gue adalah Adella.
Siapa yg berani menyiksa kalian? Siapa? Siapa? Laporkan pada Adella. Biar dia yg beresin, hehe... Adella itu temen gue yg paling sadis yg gue kenal. Dan dia sangat menikmati kesadisannya, jd dia pasti lompat2 kegirangan kl ada bahan yg bisa disadisin.
Ini agak di luar pembahasan sih, tapi tetep mau gue bahas. Ada bermacam2 reaksi dari perempuan2 yg marah.
Tipe pertama. Mereka bakal gelap mata dan secara membabi buta ngambil pisau atau senjata apapun dalam jangkauan tangannya dan langsung menyerang. Kadang disertai tangisan bombay, kadang pakai kata2 kebun binatang, pokoknya rame dan asik lah ditonton. Seringkali dalam usahanya itu mereka justru malah melukai diri sendiri. Gue sebut mereka adalah the crazy amokers.
Tipe Kedua. Ini tipe gue kayaknya (baca ini). Mereka sangat sakit hati dan marah. Tidak ada bedanya sama yg pertama dalam menghayati rasa sakit, namun yg mereka lakukan kemudian adalah diam.... menunggu... menyimpan enerjinya.... utk kemudian, bertahun2 kemudian mereka bakal kembali, dan balas dendam... hmmmm... bukankah para mafia bilang „balas dendam adalah hidangan yang paling sedap disantap ketika sudah dingin?“ Mereka bakal kembali, sambil bawa pisau yang udah diasah dari rumah, terus menusuk dari belakang, dengan darah dingin dan tenang dan tanpa perubahan detak jantung dan tekanan darah, dan yang paling penting, sambil tidak lupa senyum. Gue sebut tipe kedua ini the smiling backstabbers.
Tipe Ketiga. Inilah tipenya Adella, tidak diragukan lagi. Jika tipe kedua prinsipnya adalah yang penting impas, maka tipe ini prinsipnya adalah yang penting surplus. Menagih bayaran lengkap dengan bunga2nya. Kalau tipe kedua bilang yg penting tujuannya tercapai, maka tipe ketiga bilang, yang penting prosesnya menyenangkan. Mereka adalah perempuan2 sadis yang sangat berbahaya bagi masyarakat, tapi sayangnya bakal kalian temukan berkeliaran di mana2 di dunia ini. Merekalah the pathological sadistics.
Adella bilang, membunuh pake pisau itu biasa, fantasi terbesar dia adalah membunuh pakai sendok. Sangat menyiksa bukan… Bayangin aja betapa seksinya Adella di mata gue kalau dia lagi berbinar2 mendeskripsikan bgmn cara membunuh orang pake sendok. Terus, dengarkan deskripsinya ttg sakit hati.
Rasanya mel, bagaikan luka dikorek2, terus disiram cairan jeruk nipis sama cuka, ditaburi garam, blablabla...
Waw, iya deh Del, ngerti gue, gak usah elo praktekin ke gue, huhuhu....
Bagitulah, kalau kalian ada masalah yg butuh kesadisan tertentu utk menyelesaikannya, kalian tau skrg ke mana harus berpaling.
Oke, balik lagi ke bahasan gue di atas. Setelah gue panjang lebar gak karu2an, kalian akan menuduh gue feminis. Gue jawab, memang. Gue ini memang feminis, lebih tepatnya lagi feminis oportunis. Gue akan sangat teriak2 kl udah menyangkut persamaan hak dan upah dan derajat dan martabat antara perempuan dan laki2. Tapi kalau udah menghadapi koper berat? Ya cowok-cowok lah yang ngangkat!! Huhuhuhu enak aja!!! Hhuhuhu....
PS: Cuma pengen bilang, ke cowok2 yang terlibat sama gue, dari masa lalu maupun sekarang dan mudah2an juga masa depan, kalian adalah cowok2 terbaik di seluruh dunia. Tetaplah baik ke perempuan dan dunia akan tetap di genggaman kalian, ihiks...
PS lagi: Happy Mother's Day buat ibu2 yang notabene perempuan-perempuan, tertindas atau tidak. (Minggu kedua bulan Mei adalah hari ibu di US, Denmark, Finland, Italy, Turki, Australia, dan Belgia)
1 Comments:
At 3:05 AM, Anonymous said…
That's a great story. Waiting for more. »
Post a Comment
<< Home