about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Monday, August 29, 2005

Dream Chocolate 2005


Pertama kali didatangkan ke Eropa, karena terbatasnya penawaran maka coklat hanya terjangkau oleh kalangan bangsawan, dikonsumsi secara terbatas, dan menjadi simbol status. Inilah Amel dari Prancis, 2 abad yang lalu:

Putri Amel, Tuan Putri ingin minum apa? Baru saja tiba bir2 terbaik dari Brusel kemari yang diantar langsung oleh pemilik pabrik bir. Apakah Tuan Putri ingin mencicipinya?

Apaaaa??? Hare genee minum bir??? Pelayan! Jangan menghina saya! Itu kan minuman rakyat jelata! Bawakan saya coklat! Apaaa??? Harga coklat naik lagi? Gak mau tauuuuu!!! Segera minta Raja menaikkan pajak!! Segera minta Royal Navy berlayar cari negara baru yang punya coklat dan jajah mereka!!!


Dulu coklat dihidangkan berupa minuman. Pengolahan biji coklat menjadi seperti yang umum kita kenal sekarang ini (coklat2 padat) ternyata baru2 saja ditemukan secara tidak sengaja oleh perusahaan pengolah coklat yang terkenal dari Swiss, Lindt. Pada akhir abad 19, seorang operator mesin di Lindt tidak sengaja membiarkan mesin pengaduk coklat terus menyala sepanjang week end ketika mereka libur. Hari Senin pagi, yang mereka temukan adalah sesuatu yang ternyata menjadi sejarah dalam dunia pengolahan makanan.

Pada akhirnya, coklat tidak hanya menghiasi catatan para koki dunia, namun juga dibahas abis oleh para ilmuwan, nutrisionis, sastrawan, pemasar, ahli aphrodisiac, para kasmaran, dll.

Dalam dunia gue, coklat identik dengan V. Banyak sih orang di sekitar gue yang suka coklat, siapa sih yang enggak? Kalau ada yg alergi coklat gue sih turut berduka cita sedalam2nya. Tapi V bener2 keterlaluan. Bagi dia gak cukup cuma makan coklat aja. Dia sampe belajar bikin coklat, bercita2 bisnis di bidang coklat, ngumpulin resep coklat, cetakan2 bikin coklat, tau trik2 bikin coklat dan semacamnya.

Makanya ketika gue baca tentang pameran coklat di Semanggi, orang pertama yang gue hubungi adalah V.

Jakarta Chocolate Expo 2005 diadakan di Semanggi Expo Hall B tgl. 25, 26, 27 Agustus yang lalu. Pameran yang tertutup buat anak2 usia di bawah 16 tahun ini sayangnya diadakan di tempat yang lumayan susah aksesnya, itu rupanya yg membuat pameran tsb gak serame yg gue bayangin. Stand2 pameran tidak hanya disewakan kepada perusahaan2 coklat, tapi juga roti, kue, es krim, kaos, dll yg ada hubungannya maupun tidak ada hubungannya dengan coklat. Setiap stand menyediakan cemilan2 yg bisa dicicipi pengunjung. 30 menit di sana gue udah enek abis liat coklat.

Tidak hanya itu, ada juga patung berbentuk perempuan dengan ukuran asli yang diukir dari coklat. Lalu istana besar sekali yang terbuat dari coklat. Menurut jadwal acara, di panggung utama ada juga agenda fashion show di mana diperagakan baju2 yang terbuat dari coklat asli, demo membuat coklat oleh para ahli, dan lain-lain.

Di tengah itu semua ada mesin ukuran besar pembuat coklat yang bentuknya seperti air mancur. Bukan air yang mereka putar namun coklat, yang bisa kita colek2 pake biskuit yang disediakan sponsor.

Tapi jangan bayangkan di sana seperti di negeri di awan, di mana istana coklat dan kolam coklat aman dari tangan jail, hehe… Yang gue liat kemarin adalah pertunjukan kampungan dari para pengunjung! Istana coklat di sana sudah gopel2 dicomoti pengunjung padahal tertulis di sana "bukan untuk dimakan", padahal itu baru hari pertama gitu loh, gimana kondisi istana itu pada hari terakhir ya? Dan air mancur coklat? Saking kemaruknya, beberapa orang yang cukup kampungan menadahkan gelas dan wadah2 lain untuk bawa pulang coklat itu. Yang gak punya wadah malah pake botol bekas air kemasan. Hmmm… coba gue bawa kamera gue masukin sini deh foto orang2 norak.

Creative Commons License

0 Comments:

Post a Comment

<< Home