Mens Sana in Corpore Sano?
Entah ini adalah anugerah atau kutukan, tapi gue beredar di lingkungan yang orang2nya begitu tergila2 dengan kesehatan. Terobsesi.
Pertama, Nancy, sahabat gue sejak SMA. Dulu waktu SMA, dia minum segala macam vitamin dan minyak ikan di rumahnya, kalau di sekolah jajanannya jamu dan buah segar yang udah dipotong2. Weleh… menjelang UMPTN, ketika para pemasar lagi gencar mengiklankan Gibolan, gue dan Vana terbawa2 Nancy malah punya langganan jamu setiap pagi jam 6 di deket sekolah. Kita gak peduli dengan kondisi daya ingat kita, yang kita cemaskan adalah pengaruh stress menjelang UMPTN terhadap kesehatan dan kecantikan kulit kita… (sahhhh). Pernah suatu kali kita kepergok lagi minum jamu oleh salah satu cowok jail di sekolah kita, dan sejak saat itu tersebar desas desus bahwa gue, Vana, dan Nancy dopping jamu menjelang UMPTN.
Keadaan Nancy diperparah dengan adanya calon suaminya yang gila makanan hygienis. Pada saat2 langka di mana gue berhasil menyeret mereka untuk makan bakso di pinggir jalan, calon suaminya itu selalu bilang, “jangan pakai penyedap rasa, jangan pakai cabe nya kita kan gak tau udah berapa hari itu cabe dibikin.” Weleh… gue gitu lhooo… mana peduli, bukankah motto gue dan temen2 KSM gue yang doyan2 makan itu adalah, “biarlah itu kita serahkan ke bisa2nya perut kita yang mengatur…” hehe, jadi tetep aja gue pakai sambel semerah mungkin lengkap dengan resiko apapun terhadap lambung yang menyertainya…
Kedua, Vana, sahabat gue sejak SMP. Sejak gue kenal dia sampai hari ini 13 tahun kemudian, dia adalah orang yang terobsesi dengan makanan2 sehat. Mungkin karena dia bukan orang Jawa maka dia gak terlalu heboh dengan jamu. Dia lah temen gue yang tau luar kepala apa khasiatnya tomat, wortel, bayam, blablabla.
Vana, dengan nada sales sejati: Ini bagus Mel, mengandung vitamin A yang baik buat mata dan vitamin C yang mengikat oksidan2 bebas penyebab kanker.
Gue, totally clueless: Bentar, bentar Van… pelan2… oksidan2 bebas itu apa ya? Kanker itu apa ya? Vitamin A dan C itu apa ya? Elo abis baca buku NASA ya? Ttg planet Pluto?
Pengetahuan gue ttg vitamin adalah sebatas ini:
Mel, apa akibatnya kurang vitamin C?
Mati.
Mel, apa akibatnya kurang vitamin A?
Mati.
Mel, apa akibatnya kurang vitamin D?
Mati.
Penjelasan: Kita adalah manusia2 fana. Apa pun itu, suatu saat kita akan meninggal juga.
Mel, apa akibatnya kalau kesehatan kita prima, mengkonsumsi serat 30 mg setiap hari, dan olahraga secara teratur?
Tetep mati juga sayang, berusaha ngejebak gue ya… *rolling my eyes*
Vanalah yang setiap hari sibuk minum jus campuran buah dan sayur yang bebas gula buatan sendiri di rumah. Dia juga minum teh ijo nya Cina yang pahit itu. Kalau gue bercita2 beli mesin kopi lengkap, maka di rumahnya dia punya mesin bikin juice yg tercanggih di pasaran, yg gue takut nyentuhnya, takut meledak. Sebenernya obsesi dia terhadap kesehatan udah mulai mengarah ke gangguan psikologis karena setiap baca buku2 tentang penyakit, dia pasti langsung curiga dirinya menderita penyakit itu. Setiap dia menemukan sedikit gejala2 yang mencurigakan di tubuhnya, dia pasti langsung panik: apakah ini kanker? Hehehe…
Ketiga, temen serumah gue di Fulda, Sebastian, orang Polandia yg belajar Oecothropology (teknologi pangan kali ya bhs manusia-nya). Selain gara2 pelajarannya di kampus, di Polan keluarganya semacam peternak gitu deh (Bauer bahasa Indonesianya apa ya?), jadi seumur hidupnya dia selalu makan makanan2 yg sehat. Susu hasil merah sapi sendiri, sayur mungkin juga hasil ladang sendiri, blablabla. Sekalinya dia keluar negeri, dia magang di Finlandia, di mana kebijakan pangan pemerintahnya sangat strikt. Untuk semua produk susu (misal: susu cair, joghurt, mentega, dll.) yg beredar di Finlandia, hanya boleh mengandung lemak maksimal 0.5% (fettarme). Begitu dia ke Fulda, dia pusing, dia bilang susu dan makanan2nya berlemak semua.
Gue pikir, sejak di Jerman makanan gue ini sehat banget. Semua gue masak sendiri dari bahan2 fresh, tanpa penyedap rasa, tanpa pengawet, dengan minyak sayur atau minyak biji bunga matahari (Sonnenblumenöl, bener gak sih terjemahan gue). Tapi ngeliat cara Sebastian masak bikin gue stress. Dia gak pernah sekali pun makan makanan2 yg digoreng. Semua direbus. Bahkan bikin perkedel pun direbus (tanya Shinta deh kalau gak percaya, dia pernah mergokin Sebastian ngerebus perkedel). Sementara gue? Judulnya sih sayur, tapi ditumis. Judulnya sih sop, tapi sambelnya ... weleh weleh. Pastinya Sebastian lebih stress lagi liat gue masak, dapur kita jd bau sambel goreng, matanya pasti berair huahuhauhaha....
Kalau Sebastian bikin salad? Hmmm.. sebaskom penuh utk sekali makan, udah gitu mentah tentu, terus makannya dicampur sama joghurt! Bandingkan sama gue yg kl bikin salad, terutama saat2 terakhir gue di Fulda gue doyan Eisberg salad, daun2nya gue robek2 terus makannya gue campur sedikit garem, sedikit minyak, sedikit peresan jeruk nipis, hahaha, ini udah makanan yg paling sehat yg pernah gue makan sepanjang sejarah eksistensi gue.
Keempat, nyokap gue. Sejak bokap gue operasi jantung sekian belas tahun yang lalu, di rumah kita hanya makan masakan2 yang mengandung sesedikit mungkin garem (hanya sekedarnya supaya kita gak gondokan). Pantesan gue anyep kan… Udah gitu kalau gue ngeluh ini itu tentang kesehatan, jawabannya cuma satu: kurang makan sayur.
Maman, aku panas dalem.
Kamu kurang makan sayur!
Maman, rambutku rontok abis.
Itulah akibat susah makan sayur!
Maman, aku udah seminggu insomnia…
Makanya makan sayur dong, tuh Ibu masak daun pepaya pake pare di-pete-in campur jengkol, abisin!
*mendingan insomnia deh gue*
Maman, [blablablabla]
Lihat adik2 kamu tuh, doyan sayur, makanya kulitnya bagus, rambutnya bagus, suaranya bagus, matanya bagus, nilai2 kuliahnya bagus, pacar2nya bagus2…. Dasar bintang Leo, karnivora sih makanya susah kalo dikasih sayur…
Apa? Apa? Pacar2nya bagus2? Sini mana sayur, mana sayur, gue aja yang ngabisin sayur hari ini!
Waktu tahun lalu gigi geraham belakang gue mulai tumbuh dan merobek gusi dan sakitnya minta ampun:
Maman, gigi geraham belakangku lagi tumbuh nih, aku kurang makan sayur kali ya?
Kegigihan nyokap gue utk nyuruh gue makan sayur bener2 harus gue acungi jempol. Gue inget dulu pas kita masih kecil2 dan polos2, saking pengennya anak2nya makan sayur, nyokap gue sampe masukin wortel ke dlm bumbu spaghetti! Mentang2 warnanya sama2 merah gitu loh, nyokap gue pikir itu kamuflase yg sangat sempurna!
Belum lagi keharusan kita sarapan dan minum susu sebelum sekolah. Aduh, ini penyiksaan lain lagi. Gue gak suka sarapan, lebih2 minum susu. Kalau sarapan okelah gue gak bisa menghindar. Kalau minum susu? Gue tunda selama mungkin minumnya. Gue bilang gue enek dan mau muntah kl minum susu panas, jd pagi2 pas adik2 gue minum susu, susu jatah gue disimpan dulu di kulkas. Yang harus gue abisin hari itu juga pokoknya. Tapi yah mendingan lah, susu yg udah dingin itu seenggaknya tidak berbau, hehe...
Sejak gue lulus SD dan mengeluh ini itu yang berhubungan dengan masalah2 perempuan, nyokap gue ini punya hobby tambahan: sibuk mencekoki jamu ke gue. Mulai dari jamu bubuk instant produksi pabrik, jamu2 fresh tradisional buatan rumah buatan temennya di Bangil, jamu2 dalam bentuk pil juga buatan rumah tapi entah rumahnya siapa, sampai ke jamu buatannya sendiri. Kalau dia ke pasar, oleh2 buat gue adalah jamu pahit yang harus gue minum atau mendengar cerewetnya (pilihan yang sangat gampang bagi gue. Mendingan minum abis lah cairan pahit itu, kikikiki). Kadang gue stress juga sih, jadi anak perempuan satu2nya di rumah. (Biasanya nyokap gue pasti langsung nyahut begini: Kadang Ibu juga stress sih punya anak perempuan satu repotnya kayak punya enam). Jamu buatan nyokap gue itu hasil rebusan campuran daun2 yang namanya pun gue gak pernah berhasil ngapalin.
Hari ini, dia bikin lagi jamu. Kalau di iklan2 kopi, orang2nya terbangun karena harum kopi maka hari ini gue terbangun karena aroma pahit jamu …
Ke-empat orang di atas adalah orang2 yang sangat sehat fisiknya. Sekaligus termasuk orang2 yang paling sakit jiwanya *huhuhuhuhu*. Jadi terbukti kan, "dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat" adalah omong kosong belaka!!! Bwahahahah...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home