about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Friday, December 16, 2005

Kebablasan Berekspresi


Sudah sejak lama gue pengen nulis entry tentang ini. Tapi selalu tertunda2 dan ujung2nya ngerasa basi sendiri. Tapi kasus2 seperti ini muncul lagi muncul lagi sampai akhirnya gue bilang "oke, oke, hari ini gue tulis!" kata gue pada rumput yang bergoyang.

Sudah sejak lama. Tepatnya sejak akhir Agustus yang lalu. Ada apa bulan Agustus kemarin? Tentu ada ulang tahun gue (like every year D'oh!), tapi mari kita bahas tentang ini kapan2 aja. Akhir Agustus kemarin ada seminar di Jakarta, Menyoal Jurnalisme Infotainment, yang diadakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Silahkan cari file nya di situs2 berita on line. (Contohnya di sini).

Di seminar tersebut, Sarah Azhari turut berbicara. Dia curhat tentang blablabla dan di antaranya tentang pemberitaan dirinya beberapa waktu yang lalu di salah satu tabloid infotainment. Berita tersebut memasang judul "Balada Kawin Lari Si Ratu Bugil". Menurut Sarah Azhari, dia tidak pernah berpose bugil. Dan dia tidak pernah kawin lari.

Dua minggu kemudian kasus kedua muncul. Selanjutnya gue akan sebut kasus kedua ini sebagai kasus MTV Bujang vs. Global TV. Jadi, singkatnya, host acara MTV Bujang, Vincent dan Desta, dalam beberapa kali siaran mereka mengatakan dan mengisyaratkan hal-hal yang dianggap menghina pihak Global TV. Gue lupa detailnya, tapi puncaknya salah satu dari mereka bilang "TV lain emang nothing" sambil nunjuk logo Global TV. Pihak Global TV gak terima dan melaporkan Vincent dan Desta ke kepolisian.

Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala gue *dramatisasi mode on*.

Saat itu gue lagi magang di Jakarta. Di unit komunikasi dan informasi dari suatu kantor di mana salah satu fokus kegiatan mereka adalah mengenai kebebasan berekspresi (salah satu turunannya adalah ttg etika jurnalisme). Mumpung gue lagi berada di antara para pakar *sahhhh, kali aja mantan2 bos gue mampir ke sini. gue gak pernah kasih mereka link ke sini sih, lagipula mereka terlalu sibuk utk blogwalking hehe, tapi ini internet gitu loh, siapa sih yg aman di sini? hehe* maka gue ajak ngobrol mbak Y yang mejanya tepat di depan gue,

Mbak, tentang kebebasan berpendapat di Indonesia diatur di mana sih?

Hm? *memandang gue dengan pandangan bertanya2, ini anak kok nanyanya basic banget ya?* Maksud kamu landasan hukumnya?

Ya. Semacam itu.

Kan ada di UUD, Mel.

Ungg ... maksudku, lebih ke aturannya. yang lebih spesifik, misalnya apa yang boleh dan gak boleh dilakukan dalam mengungkapkan pendapat kita.


Oh. Gak ada yang kayak gitu.

Ha? Jadi kita boleh ngomong apapun? Tentang apapun di manapun kapanpun kita mau?


Iya. Intinya setiap orang bebas ngomong apapun pendapat mereka.

Oh. *gak puas*


Tapi...

*tuh kan, huhuw.. pasti ada tapinya*


Tapi, kalau ada orang yang gak terima sama omongan kita, dia juga punya hak untuk nuntut, untuk minta pertanggungjawaban. Kalau itu, ada aturannya di KUHP. Ada pasal2 tertentu yang biasa digunakan, tentang pencemaran nama baik. Jadi intinya, bukan kebebasan berpendapat itu sendiri yang dibatasi. Justru kebebasan itu harus didukung.

[blablabla]


Oke. Sebelum gue bahas, masih ada satu kasus terakhir yang mau gue share di sini yang baru saja terjadi 2 atau 3 hari yg lalu. Ada salah satu blogger yang diperiksa seharian di kantor polisi Jogjakarta, karena salah satu entry di blognya, yang di-niatkan sebagai lelucon, namun ada yang tidak sependapat. (Klik ini untuk baca kronologis dan informasi beserta link-link selengkapnya mengenai kasus tsb.) Jadi ceritanya, blogger ini ingin bilang bahwa skandal foto Mayangsari dan Bambang waktu itu adalah hoax. Dia membuktikan, dengan me-retouch foto tersebut dan mengganti muka2nya pake foto2nya Presiden SBY, Roy Suryo, Surya Paloh, Yusril Ihza Mahendra, Armand Maulana, dan Rhoma Irama.



************




Sejak reformasi dikumandangkan, orang2 di Indonesia yang biasanya sangat terkekang kini menikmati kebebasan semerta-merta. Jangankan tabloid2 infotainment yang dari dulu memang jualannya adalah skandal, koran2 atau majalah2 "serius" pun pada akhirnya dicap telah kebablasan.

Gue sama sekali bukan fans-nya Sarah Azhari di sini *sumpah bukan* tapi menulis berita yang jelas-jelas bohong *at least tidak bisa dibuktikan atau tidak dikonfirmasi* apa namanya kalau bukan fitnah.

Sementara kasus MTV Bujang, gue bilang di sini kasus MTV Bujang dan bukannya kasus Vincent dan Desta karena siaran2 mereka itu bukan siaran langsung melainkan rekaman. Nah, ke mana para produser dan editor dll.nya? Vincent dan Desta adalah manusia juga, yang khilaf *tapi kok berkali2 ya khilafnya*, tapi lalu kenapa gak di-edit? Gue bukan wartawan atau reporter atau semacamnya dan gak pernah belajar jurnalisme, tapi plis ya, itu kan basic banget.

Sekarang coba lihat masalah ini dengan menggunakan common sense gue. Sekarang bayangin gue nulis di blog semau gue tentang seseorang dengan gaya becanda. Jika orang tersebut sakit hati dengan tulisan gue, apakah wise kalau gue bilang bahwa gue hanya menggunakan hak mengungkapkan pendapat gue? Atau gue bisa bilang, "Hey, ini kan becanda, jangan sensitif gitu dong!"

Oke, apalah artinya blog. Gue sepakat. Dan itu membawa kita ke kasus blogger. Kasus blogger itu bagi gue gak se-penting itu sehingga sampe harus dibawa2 ke kantor polisi segala, dalam artian orang yang menyeret2 ini sungguh teramat sangat tidak ada kerjaan. Entah apa motivasi dia mempersoalkan ini, mungkin sekedar cari sensasi, tapi kenyataannya persoalan ini ada, dan bagaimana gue melihatnya?

Bagi gue tetep bukan argumentasi yang tepat jika bilang bahwa kasus itu mengekang kebebasan berekspresi. Gak ada hubungannya.

Siapapun yang belajar filsafat kebebasan (terutama oleh Jean-Paul Sartre) akan mendukung gue, bahwa dalam kata "bebas" ada isyarat "tanggung jawab" di dalamnya. Itu adalah satu paket. (Jadi istilah "bebas bertanggung jawab" adalah salah kaprah, seakan2 bilang bahwa "bebas" saja tidak termasuk "tanggung jawab" sehingga harus disebut jelas2 kata2 "tanggung jawab"nya).

Apa yang dilakukannya itu mungkin lucu, atau kreatif, atau apalah. tapi blog itu konsumsi publik. Kalau memang mau melakukan lucu2an internal yg agak2 sensitif, sebaiknya lakukanlah di milis2 tertutup atau kirim2 aja ke imel2 temen2 loe. Kalo mau aman. Kemudian gue inget satu kalimat di buku2 jaman gue sekolah dulu, entah buku PSPB atau PMP atau PPKn.

Sesuatu dinamakan hak seseorang, selama itu tidak melanggar hak orang lain.
-entah buku PSPB atau PMP atau PPKn-


Kok jadi ribet ya? Hm. Mood gue lagi buruk hari ini. Kita para blogger, kita gak punya editor (kecuali yg punya ya, hehe) jadi setiap kata kita sendiri yg mempertanggungjawabkannya, kalau bukan di dunia maka di akhirat. Memang asik dari segi gak ada org yg ngatur apa yg harus kita tulis, tapi di sisi lain, yah.. jangan sampai lepas kontrol lah.

Pada akhirnya, gue harus bilang, jangan sampai tulisan gue ini mempengaruhi kalian sehingga ragu2 untuk nulis, hehe.. Kalau itu terjadi, gue cepet2 cari pengacara kali ya, lol. Dan, sekalian sebagai peringatan satu tahun blog gue, gue cuma mau nambahin, kalau ada kata2 gue selama ini (dan untuk masa yang akan datang) yang menyinggung seseorang atau pihak2 tertentu, tolong bilang ke gue dan nanti kita bicarakan ;-)

Oh, oh, gue jadi kepikiran blognya Neng Sarah dan Mpok Jane. Blog favorit gue yang sangat menghina orang2, hehe..

Creative Commons License

14 Comments:

  • At 8:24 PM, Blogger Dimas Abdirama said…

    plok plok plok... *salut* Hidup Mbak Amel!!

     
  • At 12:51 PM, Anonymous Anonymous said…

    mel,
    seberapa drama kah loe hari ini??
    "kata gue pada rumput yang bergoyang." hhaeh??? :)) ngerjain tugas2 yg numpuk emang bikin seseorang (baca: loe! gue juga sih. tp loe kan gak tau :p ) drama berad dlm mengekspresikan sesuatu dlm tulisan :D
    *peace*

    -adella-
    ps: tugas sambas conflict kita gmn nih?
    pps: tugas platzer gmn juga nih?
    ppps: aaaarrrrgggghhhh!
    pppps: kebebasan di indo kayaknya masih banyak yg belom sepaket ama bertanggung jawab, mel :( buktinya gue mo pinjem buku di perpus daerah di bdg, ternyata ada beberapa bab yg disobek :( jadi gue cmn kebagian baca daftar isinya doang ama cover :(( ckckckck..

     
  • At 10:14 PM, Anonymous Anonymous said…

    mel, gw bingung.. intinya elo mau bilang apa ya? kok gw gak nemu?
    (analoginya: mau ke Kardstadt tapi mampir ke tempat della dulu trus ke FH n baru nyampe deh ke Weihnachtsmarkt vor Karstadt, loh malah gak jadi ke belanja di Karstadt? iya gak jadi, abis tepar kebanyakan minum Glühwein) huhuhu.. lagi lemot banget otak gw hari ini.. ketularan adella kali ya? =P *no offence del!*
    nice entry btw..

     
  • At 3:37 AM, Blogger amel said…

    Dimas: thx Dims :">

    Rahmat: Apa? Kang? Lebih suka blognya Neng Sarah & Mpok Jane daripada blog gue? Huhuw... Gue ban IP Address kang Rahmat >:) biar gak bisa akses blog gue lagi, hehe..

    Adella: Elo emang gak 'drama' kalo lagi stress, gak seperti gue dan Ragil, playingdrama :D Tapi wujud stress loe emang beda, dear. Misalnya. pergi ke Etlingen? Bikin jadwal ke dokter gigi secara teratur sampe 7 atau 8 bulan ke depan?
    Bwahahahaha....

    Ragil: Please read between the lines. All I wanted to say was, "mana oleh-oleh dari Strassbourg? Gile aje, jalan-jalan mulu, gue ditinggalin seminggu penuh, mana? mana? mana?"

     
  • At 2:39 PM, Anonymous Anonymous said…

    Satu hal yg menarik perhatian gw mel, [b]"If you don't like what I have to say, GO FUCK YOURSELF"[/b]

    sob sob :D <3 Amel

     
  • At 3:10 PM, Blogger amel said…

    Iqbal: So. Do you or do you not like what I have to say? hehe...

    betewe, kebiasaan nulis buat Merantau kali ya loe. htlm tag di sini bukan pake tanda [ ] tapi < > kali ini dimaafkan, lain kali jangan diulang >:)

    Oya. berhubung lurah2nya Merantau lagi pada ada di sini (Elvy, Sylvia, Ragil, Iqbal) sekalian aja gue laporan, bhw gue udah pasang banner-nya Merantau dong di blog gue :->

    *sieh Anhang* (apa coba?) Maksud gue, liat bagian "Affiliates" di Menu.

     
  • At 10:14 PM, Anonymous Anonymous said…

    Hmm .. what I have to say.
    naaahh.. I fuck myself then

    (^.^) Kidding Melly

     
  • At 3:29 AM, Blogger amel said…

    Horee.. Iqbal udah bisa nulis pake huruf bold *tepuktangan*

    :D

     
  • At 9:42 PM, Anonymous Anonymous said…

    Mel, apakah mencari gambar di Google image lalu memajangnya di blog juga termasuk kategori ini??
    (gw salah satu pelaku juga nih huahiuhuahahaha...)
    :">

     
  • At 1:04 PM, Blogger amel said…

    Wah. Farrah. Gue juga suka asal ngambil gambar di internet buat gue taruh di blog gue. Ada situs2 yg jelas2 bilang gambar2 itu free. Jadi gue ambil aja. Ada yg pake semacam lisensi gitu, dan biasanya juga gak bisa dikopi, jd gak gue pake. Trus selama gak ada aturannya, tapi ada nama fotografernya, ya gue sebutkan (Photo by X), dan kalo gak ada juga gue ambil begitu aja.

    Gue juga gak ngerti aturannya gmn. Tapi gue rasa, selama bukan utk tujuan komersial, uhm.. gak pa-pa kali ya?

     
  • At 12:48 PM, Anonymous Anonymous said…

    Ops!
    Mel, kalau kebebasan berpendapat diletakkan dalam konteks melancarkan informasi yang nggak jelas, sembrono dan sebangsanya, apalagi menggunakan media, bahasan yang tepat untuk itu, menurutku memang ETIKA. Hukum dengan penjaranya pada fase tertentu juga bisa bicara.

    Bangsa ini sekarang memang lagi seru-serunya nggak peduli sama etika. Padahal, kebebasan berpendapat sama sekali bukan menjadikan kita bebas dari etika. (That's why I hate infotainment.... he..he..)

    Cuman yang ditakutkan adalah, orang cenderung salah untuk menyalahkan. Yang salah acara/pribadi/media-nya, tapi yang ingin dihentikan malah kebebasan berpendapatnya.

    Trus, perilaku yang tidak bertanggungjawab dari orang-orang yang nggak ber-etika itu (kebanyakan karena masih bodoh, tapi juga ada karena dia matrek abis dan nggak peduli ama orang lain) dimanfaatkan kelompok yang nggak suka dengan kebebasan berpendapat (biasanya kaum penguasa -bidang apa saja- karena dia nggak mau dikritik. karena kritik bisa bikin dia kehilangan kekuasaan) untuk memberangus kebebasan berpendapat. Gampangnya, mereka akan ngomong gini (imajiner): "Nah... sebel kan lo, diomongin kaya' gitu... Makanya, orang itu dilarang bicara saja..."
    Lama-lama, akan ada banyak orang yang ga boleh bicara, ada buku yang ga boleh dibaca, ada topik-topik tertentu yang ga boleh diomongin, dan hanya ada kelompok tertentu saja yang bisa bicara, dst..dst...

    How are you, babe?

     
  • At 11:20 PM, Blogger amel said…

    Oh, mbak, gue makin pusing baca komen mbak Y, hehe...

    Kabarku? Uhm.. apa ya.. maunya sih ada kabar apaaaa gitu yg heboh, tapi yah.. gini deh.. makalah, seminar tesis, Fulda baik2 aja, malam ini rekor suhu terpecahkan, malam ini minus 9 derajat :D

    (to be continued japri)

    :D

     
  • At 3:48 PM, Blogger Novita said…

    This comment has been removed by the author.

     
  • At 3:53 PM, Anonymous Anonymous said…

    hiii mel ...

    sbm nya salanm kenal ... aq paling suka banget cerita2 yg ada d blog kamu .. khusus nya cerita ini ... btw mel,lalu bagaimana pendapat km ttg kasus " prita " yg masih hot banget jd bahan cerita..klo mo dilihat ,dia dah pake jalur yg paling aman ...

     

Post a Comment

<< Home