Wikipedia? Wikidilema!
Wikipedia, nama yang sangat akrab di telinga (mata?) kita. Menurut yang tercantum di situs resmi mereka sendiri, Wikipedia adalah:
... a new kind of Encyclopedia that is comprehensive and free for anyone to consult. It is a website which any visitor can edit, with the changes showing up immediately. You could even edit this page by clicking the "edit" link on the third tab above!
Pernah pake Wikipedia Mel?
"Hm.. becanda nih yg nanya", batin gue. "Gue gak bisa hidup tanpa Wikipedia!" teriak gue *hidung memanjang*
Coba... ayo dicoba teman2... masukkan kata kunci ke sana, tanya mereka apa aja. I mean, apa aja. Mereka akan ngasih berlembar2 informasi, lengkap dengan link ke mana2 kalau2 kita butuh informasi lebih mendalam lagi.
Dengan bahasa bumi yg relatif sederhana dan sangat mudah dimengerti, inilah tempat pertama yg gue kunjungi setiap kali gue butuh informasi yg cepat. (Konon, kata Wiki pun artinya cepat). Tapi sayang sodara2... entry gue kali ini bukanlah untuk mempromosikan Wikipedia. Justru sebaliknya, mari kita tujukan perhatian kita ttg keilmiahannya, berhubung pembaca blog ini kebanyakan mahasiswa, yang masih harus banyak bikin tulisan2 ilmiah. Entry kali ini adalah notulensi diskusi di kelas Hukum Eropa III yg gue hadiri hari ini.
Pertama-tama, mari kita lihat, kata ensiklopedi. Kita bayangkan dulu ensiklopedi konvensional yang kita lihat sehari2 di rak buku, sebagai perbandingan. Usaha untuk menyusun ensiklopedi dengan bentuk dan konsep yang kita kenal di zaman modern ini, dimulai pada masa Aufklärung, sesaat setelah Revolusi Prancis. Suatu masa yang sangat singkat namun gue sebut lagi, gue sebut lagi, apa daya, di sinilah memang banyak hal terjadi.
Ensiklopedi, pada awalnya adalah usaha orang2 Prancis, suatu proyek, dengan landasan pikiran untuk menyatukan semua pengetahuan yang dimiliki manusia ke dalam satu buku saja. Bukannya membaca seribu buku tentang seribu subjek, tokoh2 kita saat itu ingin punya rangkuman semuanya dalam satu buku. Menyatukan semua pengetahuan yang dimiliki manusia ke dalam satu buku dan dapat diakses oleh masyarakat luas, itulah tujuan ensiklopedi.
Dengan adanya dua tujuan tersebut, konsekuensinya adalah, pengetahuan yang terangkum adalah suatu pengetahuan dasar, untuk masyarakat berpendidikan, yang ingin mendapatkan gambaran yang sangat umum, suatu overview, atas sesuatu yang asing bagi mereka. Jadi, bukan tempat untuk mencari informasi yang sangat sangat mendalam, juga tidak akan terlalu berguna bagi para ahli di bidangnya. Contoh ensiklopedi konvensional? Jerman punya Brockhaus. Di UK ada Britannica. Dan lain2. (Di Indonesia ada... uhmm. "Tolong...", pinta gue).
Masalah kemudian muncul, kata Prof Schrader dosen kuliah hukum kita, ketika mahasiswa mulai mencuplik, menyitir, merujuk Wikipedia untuk dimasukkan ke dalam tulisan2 ilmiah mereka (to quote, zitieren). Di mana masalahnya?
Bagaimanapun, ini adalah internet. Satu halaman yang kita baca di internet hari ini, bisa jadi besok sudah gak ada lagi di sana. Tidak ada jaminan bahwa teks tertentu yang kita maksud akan ada di sana selama-lamanya. Tidak seperti buku.
Masalah kemudian makin rumit jika kita lihat cara kerja Wikipedia. Siapapun bisa dan boleh justru dianjurkan untuk turut berkontribusi. Jika dalam teks2 tercetak ada editor yang akan meletakkan lehernya di bawah guillotine sebagai jaminan bahwa cetakannya dapat dipertanggungjawabkan, maka di Wikipedia?
Mekanisme kontrol Wikipedia adalah saling mengedit, saling mengontrol, sesama pengguna. Semua dilakukan secara sukarela, tidak ada kontributor atau editor yang dibayar. Dan semua koreksi dilakukan setelah teks diluncurkan.
Sekarang bayangkan satu contoh kasus. Ada seorang coffee addict bernama Amel yg freak, kerjaannya setiap hari memantau ketepatan semua isi Wikipedia yg ada hubungannya dengan kopi. Lalu suatu saat, selama 4 bulan Amel sibuk magang jadi gak sempat browsing Wikipedia. Dan selama 4 bulan itu ada orang2 tidak bertanggung jawab yang sengaja menyesatkan pembaca (yes, yes, jangan kaget, selalu ada orang2 yg terganggu kepalanya berkeliaran terutama di dunia cyber), dengan mengetik berita2 ngaco ttg kopi. Lalu bagaimana? Amel sedang di luar jangkauan atas permintaan pelanggan, jadilah selama 4 bulan, entah berapa milyar pencari informasi ttg kopi menjadi sesat. Hhhhhh.... *gue menghela nafas prihatin*.
Saling mengontrol sesama pengguna Wikipedia jelas juga merupakan salah satu bentuk kontrol, namun tetap tidak ada jaminan. Tidak ada jaminan bahwa yang kita baca detik ini di halaman Wikipedia itu sudah lulus kontrol pembaca2 lain, dan tidak ada jaminan lebih2 lagi dari segi kualitas. Belum lagi jika bicara obyektivitas. Sejak zaman ensiklopedi pada masa Aufklärung pun, obyektivitas sudah menjadi pertanyaan.
Satu lagi yang seringkali membuat Wikipedia diserang adalah isinya yang tidak proporsional. Berita2 yang sedang ramai dibicarakan di media massa akan cenderung jauh lebih banyak ditulis, diedit, diperbarui, didiskusikan, dibanding dengan berita2 yang (mungkin) jauh lebih penting namun tidak populer.
Kembali ke pertanyaan awal yang berkaitan dengan kita para mahasiswa, jadi boleh atau tidak boleh merujuk ke Wikipedia, misalnya untuk nulis tesis? Berikut adalah beberapa hal yang disarankan oleh Prof Schrader:
Wikipedia boleh dicuplik. Ada yang namanya lisensi GNU. Tolong diperiksa lagi karena kita di kelas tadi gak ada yang tau dgn pasti, tapi kalau gak salah, GNU-Lizenz itu tidak 100% free direproduksi, setidaknya penyusun harus disebutkan. Ada tuntutan2 tertentu yg harus dipenuhi (wenn Anforderungen GNU-Lizenz eingehalten, Wikipedia erlaubt es).
Dari segi ilmiah, sehubungan dengan perubahan di internet yang cepat, penulisan daftar pustaka adalah menuliskan alamat internet, dan lain2nya, lalu di belakang kita tulis tanggal ketika kita lihat halaman tersebut. Kalau dari Wikipedia, kita tulis versinya. Itu teks versi tanggal berapa jam berapa, misal (Versionsgeschichte).
Salah satu ciri dari teks ilmiah adalah dapat direproduksi kembali, artinya, jika suatu saat ada orang lain yang ingin mengulangi penelitian kita, dia harus bisa melacak kembali setiap tahap penelitian kita, termasuk bahan2 bacaan yang kita pakai. Sementara yang terjadi di internet adalah, seperti yang sudah gue sebut di atas, tidak ada jaminan bahwa teks itu akan terus ada di sana. Tanggung jawab siapakah untuk membuat teks itu ada terus? Dalam hal mahasiswa yang ngerjain tugas, tentu tugas si mahasiswa itu. Dia harus punya back up teks on line tersebut entah dalam bentuk hard copy (dicetak) atau jika terlalu banyak ya soft copy nya aja, misalnya dibakar di DVD/CD.
Demikian, teman2, dongeng gue malam ini. Selamat kembali mengerjakan tugas dan melakukan riset internet :D
Oh. Ngomong2, sementara kita lagi ngomongin hal ini, dan secara blog gue ini juga teks on line, kalian boleh mencupliknya, ehem, dan jangan lupa baca lisensi gue, kgkgkgkgk....
2 Comments:
At 9:01 PM, Anonymous said…
tambahan kecil, mel! wiki adlh bahasa hawaii yg emang artinya cepat. jadi kl ada org indo yg namanya wiki, mustinya dia cepat juga gerak geriknya.. kecuali kl dia masih ada keturunan orang solo :D
-adella-
At 10:34 PM, amel said…
Del,
gue gak pernah denger ada org yg namanya Wiki. Ini elo berandai2 atau apa?
so, gimana tadi? ;;)
barusan Jenny pulang dari tempat gue, makanya gue gak available di YM semaleman ini :D
btw, kok kita pindah chatting di sini yak?
Post a Comment
<< Home