Oleh-oleh dari Ekskursi
Halo teman2, ass.kum. Kembali Amel melaporkan, kali ini ttg ekskursi. Sebenernya cuma Rina yang minta laporan tapi akhirnya gue taruh di milis juga.
Jadi begini, minggu lalu, hari senin sampai kamis, gue ekskursi ke Bad Liebenzell, Schwarzwald (Black Forest) dan Straβburg (Prancis). Kesimpulan dari perjalanan kemarin sangat menyenangkan, walaupun awalnya gue sama sekali gak minat untuk pergi. Seandainya ekskursi itu tidak wajib, pasti gue lebih milih tetap di Fulda. Gue sudah demikian menikmati rutinitas gue di Fulda, dan ngebayangin pergi seminggu ke sana kemari cuma bikin gue capek duluan. Apalagi inti dari perjalanan itu juga kuliah. Ada sih agenda sightseeing di Straβburg, tapi dingin2 begini kan enakan di kamar ya… Beda sama temen2 gue yang kayaknya semangat 45. Seminggu sebelum berangkat, ada temen gue yang tanya ke gue apakah gue sudah siap2 (packing dsbg.) Gila kali ya, gue pergi ke Jerman aja packingnya 2 hari kok, ke Bad Liebenzell doang sih siap2nya paling pagi sebelum berangkat.
Dan memang gue siap2 pagi sebelum berangkat. Gue cuma bawa tas yang biasa gue bawa kuliah. Bawaan ekstranya adalah peralatan mandi. Tadinya gue gak mau bawa baju tapi siapa tau gue kecebur di kolam atau kehujanan akhirnya gue bawa baju lagi satu stel. Tapi memang temen2 sekelas gue gila semua. Mereka bawa baju udah kayak mau pergi sebulan. Mereka bawa koper atau tas punggung utk naik gunung!! Tadinya gue pikir karena cewek2, maklum lah ya, untuk tampil cantik memang butuh pengorbanan ekstra, tapi ternyata cowok2nya sama juga begitu. Gue udah pengalaman deh sama pergi2 begini. Rumusnya adalah bawa semua yang dibutuhkan benar2 utk 4 hari kemudian kurangi separuhnya. Toh kita gak bakal punya waktu utk mandi 2 kali sehari (misal). Sedikit barang yang gue bawa itupun gak gue pakai semua (karena gue gak kecebur di kolam manapun dan gak sempat kehujanan juga).
Nah, dari bahnhof Fulda jam 9.30 perjalanan kita mulai. Dengan bis pariwisata yang sangat nyaman dan hangat. Dan gue mabuk di bis. Mual, pusing, bete. Padahal gak ada yang salah. Sopirnya nyetir dengan sopan, gue udah cukup sarapan, dll. Kita berhenti beberapa kali di jalan untuk jemput temen2 yang tinggal di luar kota yang searah dengan tujuan. Dan setiap kali berhenti gue pasti keluar bis utk ngumpulin nyawa. Pertama berhenti di Hanau, cuma 10 menit, jadi gue cuma bisa cerita ttg banhhof (stasiun) nya Hanau (hehe). Terus kita berhenti di Heidelberg. Juga gak lama (sayang sekali). Cuma dikasih waktu 1 jam untuk cari makan, jadi gue juga cuma bisa cerita ttg kios kebab di Heidelberg (hehe). Pemberhentian terakhir di bahnhof Bad Liebenzell. Dari Bahnhof kita sudah bisa lihat tempat seminar, jauh di atas bukit, perjalanan ke sana butuh kira2 10 menit lagi. Gue seneng juga ketika tau bahwa masih ada kampung yang lebih sepi di Jerman ini dibandingkan Fulda.
10 menit kemudian kita sampai dan gue bisa bernafas dengan lega. Tempat ini adalah tempat yang khusus mengorganisasikan seminar2 mengenai pendidikan politik utk anak2 muda yang dibiayai oleh negara bagian Baden-Würtemberg. Ada satu koordinatornya yang biasanya juga sebagai penceramah, dibantu sama mahasiswa magang dari Russia. Selebihnya ada sekitar 10 staf dari front office sampai dapur. Mengenai bangunan dan letaknya, tempat ini baguuuus sekali, mantab abis. Terletak di atas bukit di tengah hutan, terdiri dari 3 bangunan (satu bangunan baru). Gue dapat kamar di altbau, bener2 di menara purinya, yang seperti benteng itu. Kamarnya nyaman, hangat, dengan perabot2 antik, sama sekali gak ada masalah sama air dan pemanas, dengan bonus pemandangan jendela yang mengarah ke bawah, ke kota. Kalau malam kita bisa lihat bintang2 dan kerlap kerlip lampu kota plus lampu2 tambahan menjelang natal. (kalau subuh terhalang kabut). Ini agak di luar dugaan gue karena dosen gue bilang sebelumnya, tempat ini kuno dan direnovasi thn 1950-an, jadi kenyamanan nya adalah kenyamanan thn 1950-an. Dan senior2 gue bilang, dengan kata2 manis ttg indahnya tempat ini tapi juga ttg KUNOnya tempat ini. Jadi gue gak berharap banyaklah, ada air yang mengalir dari keran tanpa harus nimba di sumur juga udah bagus.
Tapi ternyata penyelenggara sudah bikin banyak perubahan di sana sini. Sejak tahun ini kita juga bisa menikmati fasilitas ruang komputer, satu ruangan besar yang berisi sekitar 20 komputer. gue gak begitu ngerti ttg komputer tapi gue bisa ngebedain mana komputer yang canggih dan mana yang biasa aja. dan komputer2 ini canggih, model yang screen nya tipis. Dan sambungan internetnya cepet. Dan ada scanner, printer laser berwarna, mesin fotokopi.
Nah, mengenai makan, hmmmm sluuuurp… gue dan 7 cewek lainnya makan menu vegetarian. Apa yang kalian bayangkan ttg menu vegetarian di Jerman? Sayur dan kentang dan ikan dan pasta. Tapi mereka pinter banget mengolahnya sedemikian rupa sehingga gue sekarang berpendapat bahwa makanan Jerman enak juga ternyata. Kita sarapan jam 7.30, makan siang jam 12 dan makan malam jam 18. dan ada 2 kali coffee break lengkap dengan kue2 (binnenstich, cakes, dll.) Jadi intinya gue makin gemuk aja sekarang.
Hari pertama kita cuma kuliah sore satu sesi. Setelah makan malem, cewek2 pada ngumpul setel musik keras2 dan nari. Awalnya belajar nari perut (ada temen seangkatan gue dari Jordan), terus nari Tango atau Salsa atau apalah gue gak tau bedanya (ada anak2 Amerika Latin), terus nari modern dance (ada ce Jerman yang juga penari latar), terus lama2 gak karuan2 asal gerak aja. sampai tengah malam kita nari.
Hari kedua kita kuliah sepanjang hari mengenai prosedur pengeluaran kebijakan baru di EU. Tapi gak capek sama sekali karena selain ceramah, bentuknya juga tugas kelompok dan role play. Kita dibagi ke kelompok2 yang merepresentasikan institusi2 di EU dan kelompok2 pelobi dan wartawan dan sebagai kasus adalah kasus yang sekarang juga lagi dalam pembahasan di EU yaitu mengenai penyeragaman format SIM di EU. Setelah makan malam anak2 terbagi2 ke kelompok2 sesuai minat. Ada yang turun ke kota untuk keliling kota, ada yang ke kota juga tapi ke thermal bad, berenang dan spa. Ada yang main ping pong dan bilyar dan semacamnya. Ada yang ke Keller minum2 dan ngobrol2. Gue dan sekitar 5 anak lain nonton DVD (mumpung ada beamer, hehe).
Kita nonton 2 film, hehe.. sampai sekitar tengah malam juga. Untuk menentukan mau putar film itu pakai bahasa apa, adalah pertengakaran tersendiri. Soalnya ada yang HARUS nonton dlm bhs Inggris (nonton film bahasa Jerman sama aja nonton film bisu bagi gue). Ada yang HARUS nonton bahasa Jerman. Jadi negosiasi intinya adalah apakah kita akan putar film:
a. dalam bhs inggris dengan teks bhs jerman
b. dalam bhs jerman dengan teks bhs inggris
c. dalam bhs inggris dengan teks bhs inggris
d. dalam bhs jerman dengan teks bhs jerman
Akhirnya kita nonton Bridget Jones Diary I dalam bhs inggris dengan teks bhs inggris, karena awalnya kita sepakat bhw mendengarkan dan membaca dalam bahasa yang sama lebih mudah daripada kalau beda2 (karena dua-duanya adalah bahasa asing bagi kita). Tapi itu tidak terlalu memuaskan bagi beberapa orang jadi di film kedua, About A Boy, kita putar dalam bhs Jerman dengan teks bhs inggris.
Gue gak akan bikin resensi film2 itu di sini. Tapi cuma mau cerita dikiiiiiit aja. About A Boy ceritanya agak2 filosofis eksistensialis. Ttg pencarian makna hidup (hehe), ttg seorang (Hugh Grant) yg seumur hidupnya tdk pernah hrs kerja karena bokapnya pernah menciptakan lagu natal yg legendaris dan laku setiap tahun, jadi sampai bokapnya meninggal pun dia tinggal menikmati royalti lagu tsb. Hidupnya sangat cukup tapi kosong. Sampai akhirnya seorang anak kecil memasuki hidupnya (STOP silahkan nonton sendiri sisanya). Bridget Jones Diary I (tebak, Hugh Grant juga yang main, hehe) cerita ttg keresahan hidup lain lagi (Bridget yang karirnya biasa aja, kehidupan sosialnya biasa aja, percintaannya selalu gagal). Tapi yang ini lebih Hollywood dan ABG dan agak2 dogeng gak penting gitu, walaupun ceritanya Bridget Jones ini umurnya sdh 33 thn. Jadi intinya ini film2 yang cukup menghibur walaupun gue gak ada minat utk nonton lagi utk kedua kalinya. Cukup satu kali.
Hari ketiga. Kita pergi ke Straβburg. Berangkat dari Bad Libenzell jam 8.30 setelah sarapan dan bawa bekal roti buat di jalan, kita sampai di Straβburg jam 10.30 (gue mabuk lagi). Kita langsung menuju Europarat (Council of Europe) yang sebenernya gak ada hubungannya sama sekali dengan Uni Eropa. Ini adalah organisasi internasional yang bergerak di bidang HAM, imigrasi, perang dan pengungsi, dan semacamnya. Kita foto2 di depan gedung utamanya (acara wajib) terus langsung menuju ke gedung pengadilannya di kompleks itu juga untuk acara dialog dengan salah satu ahli hukum dari Jerman yang kerja di sana. Mari kita fast forward karena ini sama sekali gak menarik. Jam 12.30 sampai jam 15.30 kita acara bebas dan berpencar di oldtown Straβburg.
Dua buah sungai besar membelah kota Straβburg dan kedua ujung dua sungai tersebut menyatu sedemikian rupa sehingga oldtown Straβburg seakan2 adalah pulau. “Pulau” ini nggak boleh dimasuki bis jadi bis kita parkir, sementara kita jalan kaki di sana. Waktu 3 jam yang kita punya memang tidak terlalu banyak, tapi berikut adalah yang harus kalian kunjungi jika ada rencana ke Straβburg:
1. Cathedrale Notre Dame and the Astronomical Clock
Katedral ini sangat mirip dengan yang ada di Köln (walaupun gue gak pernah ke Köln, hehe, cuma lihat foto2nya aja). Pada zamannya katedral ini adalah bangunan yang tertinggi di Eropa, walaupun interiornya gak ada yang ngalahin interior Katedral Berlin. Museum2 penting ada di sekitar bangunan ini. Dan pada hari2 menjelang natal seperti ini, halaman katedral juga ramai oleh Weinachtsmarkt dan pohon natal yang geda banget. Sebenernya kita juga bisa naik ke atas menaranya dan melihat kota Straβburg dari atas tapi gak ada waktu lagipula anak tangganya katanya ada 322. Gilingan kali gue naik2 setinggi itu. 322 anak tangga itu hampir sekitar 4 kali lipat dari tangga2 di S-Bahn Hauptbahnhof/Lehrterbahnhof Berlin (gue tau persis karena gue pernah ngitungin anak tangganya). Jadi kebayang kan malesnya. Mengenai astronomical clock gue gak bisa cerita apa2, karena kita telat datang. Seharusnya setiap jam 12.30 jam ini berbunyi dan mengepak2kan sayap2nya dan tahap2 kehidupan (direpresentasikan oleh anak kecil, orang dewasa, dan orang tua) berbaris menuju kematian (?) demikianlah KONON.
2. Palais Rohan
Nggak jauh dari katedral, sekitar 5 menit jalan kaki. Istana ini adalah bentuk mini dari istana Versailles di pinggiran Paris. Dibangun pd abad 18, istana ini digunakan untuk tempat nginepnya uskup2, termasuk kardinal Rohan (orang pentingnya Louis XV, ini gue tau dari komik Jepang ttg revolusi Prancis judulnya Rose du Versailles, lupa siapa pengarangnya). Di kompleks ini ada 3 museum menarik yang gue gak masuki. Pertama, museum arkeologi yang koleksinya mencakup zaman Palaeolitikum sampai thn 800 SM. Kedua, museum seni dekoratif yang di dalamnya termasuk apartemen tempat Raja Louis XV dan Marie-Antoinette nginep kalau mereka ke Straβburg, dan koleksi2 jam (clocks) dan keramik Straβburg juga kalau gak salah. Ketiga, museum lukisan Eropa antara abad pertengahan sampai akhir abad 19.
3. La Petite France
Tempat ini sangat menarik bagi yang tertarik. Ini adalah bekas kompleks perumahan nelayan dan pengrajin. Letaknya di salah satu kanal. Bangunan2nya dari kayu dan sebagian besar minimal sudah satu kali direnovasi, tapi tenang aja, auranya masih terjaga kok. Bangunan2 ini sekarang sudah berubah fungsi jadi toko dan restoran.
4. Place de Kleber
Kalau yang ini adalah shopping centre nya Straβburg. Butik2 tersebar di sekitar alun2nya, bahkan ada juga Galerie La Fayette di sana (rantai supermarket besar di Prancis). Tadinya gue gak minat ke sana tapi gue nyasar (kan gue gak bisa baca peta dan temen2 gue kurang lebih demikian juga), dan ternyata bagus juga, ya patut dikunjungi lah.
Demikian ttg tujuan wisata di Straβburg. Sebenernya ada snack khas Straβburg yang sangat terkenal, Flammkuchen (bhs Prancisnya lupa gue, kalau gak salah Tartes Flambees). Tapi belum gue teliti ingredientsnya, dan gue lihat sekilas temen gue yang beli, kayaknya ada dagingnya deh. Jadi kalau gak bisa pesen yang vegetarian, sebaiknya kalian kunjungi saja kedai kebab yang juga tersebar di sana. Dan tenang aja, karena rata2 orang2 di sana bisa bahasa Jerman juga, walaupun semua tulisan yang kita lihat dalam bahasa Prancis.
Jam 15.30 (sori ya kita on time, hehe, karena kedinginan dan beku di jalanan selama 3 jam), kita menuju gedung Parlemen EU. Jadi sebenernya EU sudah bangun gedung parlemen mereka di Brussel tapi rupanya Prancis menganggap gedung di Brussel itu gak cukup bagus (hehe) jadi mereka bangun satu lagi di Straβburg. Jadi mereka sekarang punya 2 gedung, yang gue gak ngerti bgmn pembagian penggunaannya.
Gedung parlemen EU di Straβburg adalah gedung modern yang paling spektakuler yang pernah gue lihat. Dan memang sudah seharusnya begitu karena dibangun dengan biaya total 1 miliar euro (120.000.000.000.000 rupiah = 120 triliun?). Bangunan ini melingkar seperti lingkaran (?), seperti colosseum, dan terbuat dari kaca sehingga kita bisa lihat apa yang terjadi di dalam. Bangunan ini melingkar dan tengahnya bolong, kosong. Semua detailnya sangat diperhatikan dan gue suka semua ttg gedung ini termasuk toiletnya.
Gue suka semua ttg gedung ini kecuali pengamanannya yang lebih heboh daripada kalau kita mau check in ke pesawat. Sejak dari Fulda pun mereka sudah minta data2 lengkap kita (nama, tgl lahir, alamat di Jerman). Semua orang di seluruh dunia lagi demam teroris tapi Parlemen Eropa terutama (kata dosen gue). Sebelum masuk ke sana, waktu masih di bis, dosen gue bilang, silahkan tinggalkan semua senjata kalian di bis. Semua revolver, granat, dan pisau gak usah dibawa masuk ke dalam. (Jadi gue tinggalin M16 gue di bis). Untuk masuk kita harus ngantri dan harus lewat gerbang khusus seperti di bandara (gak tau apa namanya, untuk mendeteksi logam kali ya), dengan barang2 yang juga di scan. Sampai di dalam, kita juga harus titipkan jaket/mantel dan semua tas. Jadi intinya gak boleh bawa apa2.
Di dalam, walaupun bagus, tapi suasananya agak membuat tertekan. Orang2 hilir mudik, penjaga keamanan di mana2, dan ruangan2nya bagi gue sama aja jadi gue takut kesasar di dalam. Kita langsung digiring ke ruang sidang parlemen. Ruangan yang besar berbentuk lingkaran dan terbuka untuk umum yang mau lihat jalannya sidang. Penonton duduk di balkon di atas. Di tempat duduk masing2 ada head phone dan kita bisa memilih mendengarkan sidang dalam salah satu dari 22 bahasa resmi Eropa. Sidang sore itu adalah tentang pemilu di Romania (gak menarik). Setelah sekitar 30 menit kemudian dan setelah semua bahasa sudah gue dengerin (hehe, iseng), kita menuju salah satu ruang untuk tanya jawab dengan Fr. Rühle, salah satu anggota parlemen dari Jerman dari Grüne Partei kalau gak salah. Dan dia banyak cerita ttg cara kerja mereka di parlemen.
Jam 18.30 kita pulang. Jam 20.30 lewat dikit kita sampai di Bad Liebenzell, dan roti dingin sudah menunggu kita di sana. (Gue membayangkan bakso yang panas dan pedess). Setelah itu gue gak tau yang lain pada ke mana, kalau gue sih ke ruang internet sampai tengah malam.
Hari keempat. Pagi2 kita membahas ttg Straβburg dan pertanyaan2 yang belum terjawab. Lalu ada ibu dosen tamu dari Freiburg yang pernah kerja di Bundesverfassungsgericht (gak tau apa analoginya dengan yang di Indonesia, semacam pengadilan tertinggi di Jerman, yang menangani kasus2 yang muncul di lembaga2 legislatif, eksekutif, dan judikatif Jerman). Gue sama sekali gak ngerti apa yang dia omongin (lho kok jadi curhat?) Setelah itu kita evaluasi, makan siang, dan pulang kembali ke Fulda (dan menjalani mabuk darat lagi, huaaaaa).