about a girl

A grandfather was walking through his yard when he heard his granddaughter repeating the alphabet in a tone of voice that sounded like a prayer. He asked her what she was doing. The little girl explained: "I'm praying, but I can't think of exactly the right words, so I'm just saying all the letters, and God will put them together for me, because He knows what I'm thinking." -Charles B. Vaughan

Monday, January 31, 2005

semudah itukah?


Image hosted by Photobucket.com
Photo by Julis Schorzman


di manakah kamu? di mana rasaku?
di manakah luka itu? marah itu?


[hari ini, satu setengah tahun kemudian]
kucari-cari semua itu di kepalaku, di hatiku,
di aliran darahku, di detak jantungku


[hari ini, satu setengah tahun kemudian]
kutemukan kosong
kulihat datar
kudengar sunyi
kupikir "semudah itukah?"




lawan dari cinta bukanlah benci,
melainkan tidak peduli -anonymous-
(Fulghum, 2002)

Creative Commons License

Friday, January 28, 2005

Kecenderungan Metroseksual Pria-pria Metropolitan

Contoh kasus 1
Beberapa minggu yang lalu, gue nonton DVD serial TV Friends Season 10 (mmm... DVD nya Toni, sori Ton, sebelum gue ke Jakarta gue bakal balikin) di mana di salah satu episode nya, salah satu pemeran pria (gue lupa namanya, si jail X yang nikah sama Monika) dicela, dipermalukan, dan disindir habis2an gara2 dia pedikur (istilah untuk perawatan kaki di salon).

Jangankan pedikur! dulu, jaman gue SMA, cowok yang creambath aja udah dianggap gak macho dan banci... pasti langsung tersiar bisik bisik kasak kasuk yang mempertanyaan berbagai pertanyaan. Tapi apa yang kita lihat pada pria-pria jaman sekarang?

Contoh kasus 2 (seperti yang dituturkan Adella, temen sekelas gue di ICEUS beberapa hari yang lalu)
"....gelo emang tuh cowok-cowok, dandan gue yang begini lama aja masih kalah sama mereka. Coba, mana ada dalam sejarah gue sampai harus nungguin cowok dandan? udah gitu bahasannya itu lhoooo:
A (mahasiswa di Frankfurt, koleksi bandana): aduhhh gue hari ini pakai bandana yang mana ya???
B (teman A, rupanya teman serumahnya A juga): dicoba satu-satu dong, gue lagi mikir mau pakai anting yang mana nih.
A: kalau yang ini gimana?
B: iya, bagus, muka loe jadi keliatan lebih cerah gitu
A: tapi matching gak ya sama sepatu gue?
O MAI GAWD!!! (komentar gue yang ngedengerinnya)

Kalian pikir ini adalah kasus khusus? Perkecualian? Lalu bagaimana dengan tokoh (siapa tuh namanya? di film Arisan) yang luluran di rumah, rajin memperhatikan berat dan bentuk badan, rajin ngaca dan memadu madankan baju2 dan aksesorisnya? Bagaimana dengan si cowok X teman gue yang pernah gue pergokin bawa2 lip balm di jakarta? Dan pengaduan dari temen cewek gue yang lain lagi, yang mengeluh karena cowoknya suka banget hang out di counter2 beauty care? Dan dengarkan penuturan para pemilik salon di Jakarta, yang para pelanggan cowoknya tidak hanya nyukur rambut di salon mereka, tapi juga facial, spa, pijat terapi aroma, luluran, manicure-pedicure, dan waxing??? Dan tanggap pasar, akhirnya salon itu meluncurkan paket2 khusus cowok dan laris manis sampai2 sekarang pengunjungnya 70% adalah kaum Adam.

Apakah ada yang protes? Apakah ada yang menuduh mereka banci? Kalaupun ada, apakah mereka peduli?

Contoh kasus 3
Penuturan cowok X. Nama dan tempat gue samarkan karena gue belum minta ijin.
...setiap bulan rata2 gue abis 6 juta-an gitu buat perawatan diri dan baju. gue gak bakal keluar rumah kalau belum mandi, pakai parfum, dan pakai baju yang matching dan sesuai tema. gue ngeblow rambut gue di salon setiap hari Jumat.

Perkenankan gue memperkenalkan cowok-cowok ini ke kalian:
Merekalah kaum metroseksual. Mereka lah yang sedang mengambil alih metropolitan. Mereka dandy, trendy, klimis, kinclong, wangi, dandan, ngomongin merek. Mereka 100% heteroseksual dan tertarik sama cewek2 cantik. Mereka nonton dan mengikuti perkembangan sepak bola dan politik. Mereka tidak pernah meragukan ke-lelaki-an mereka.





Istilah metroseks pertama kali diperkenalkan oleh seorang kritikus fashion dari Inggris, Mark Simpson. Untuk mendeskripsikan cowok2 yang karena tuntutat profesi (misal utk ketemu klien dan presentasi di depan investor) harus tampil menarik dan rapi. (yang akhirnya keterusan sampai beli masker pengecil pori2 wajah???)

Gue sama sekali gak keberatan kalau harus deket2 sama cowok2 wangi berbadan bagus (sori gue gak bermaksud mendeskriminasikan pihak2 tertentu, ini kan cuma misal), tapi kalau sampai cowok2 itu mengeluh karena gue ajak jalan berpanas2 sampai kulit mereka terbakar? mengeluh karena gue merusak jadwal mereka untuk terapi laser buat flek2 hitam di wajah mereka? PLIS DEHHHH...





Beberapa fakta lain yang menarik dicermati, klik di sini:
...Sebuah survey menunjukkan bahwa di wilayah Asia Pasifik, penjualan kosmetik untuk pria meningkat 11% dari tahun 1997-2001 dan sekarang nilai penjualannya sudah mencapai AS$ 2,7 miliar se tahun. Jepang sendiri mengkonsumsi 15% dari pasar dunia kosmetika pria. Di Korea penjualan kosmetika meningkat 14% per tahun dan operasi kosmetika pada tahun 2001 sudah mencapai 10% dari seluruh operasi kosmetika yang didominasi oleh wanita, padahal 10 tahun sebelumnya masih 0%. Demikian juga di Bumrungrad Medical Centre di Bangkok, pasien pria dari operasi kosmetika (bedah plastik) sudah mencapai 25% dari keseluruhan pasien oprasi kosmetika (Intelligence, Juli 2003, hal. 88)...



pertanyaan bijak hari ini:
"ketika dead line menghimpit, mengapa dorongan menulis hal2 gak mendesak justru menguat?"

Creative Commons License